News
Beranda » Berita » 5 Alasan Jalan Kaki Ternyata Lebih Baik dari Jogging dan Lari bagi Orang-Orang Tertentu

5 Alasan Jalan Kaki Ternyata Lebih Baik dari Jogging dan Lari bagi Orang-Orang Tertentu

Olahraga jalan kaki/ilustrasi. (Foto: Pixabay)

JRMEDIA.ID — Seringkali muncul nasihat yang sama untuk semua orang soal menjaga kebugaran, salah satunya rekomendasi untuk berlari dan jogging. Namun, tidak semua orang memiliki tubuh, gaya hidup, atau tujuan kesehatan yang cocok untuk berlari atau jogging.

Dikutip dari Timesofindia, Minggu (27/4/2025), faktanya bagi sejumlah orang, berjalan kaki bisa menjadi pilihan yang lebih baik, lebih cerdas, dan lebih berkelanjutan.

Berjalan kaki sangat lembut untuk tubuh, mudah bagi persendian, dan baik untuk pikiran. Meskipun berlari memiliki tempatnya dalam kebugaran–terutama bagi yang mengejar kecepatan atau daya tahan–berjalan kaki memenangkan pertandingan panjang bagi orang-orang yang ingin tetap konsisten, menghindari cedera, dan membangun kebiasaan sehat seumur hidup.

Berikut Lima Manfaat Berjalan Kaki

Komunitas Fantasi Sedarah Alias Inses Ramai di Facebook, Ini Respons Komdigi dan Polri

  • Jauh lebih baik untuk persendian

Jika seseorang memiliki masalah lutut, radang sendi, kelebihan berat badan, atau baru memulai perjalanan kebugaran, maka berjalan kaki adalah pilihan yang tepat.

Berlari menempatkan hampir tiga kali lipat berat badan pada persendian di setiap langkah. Di sisi lain, berjalan kaki memberi semua manfaat gerakan tanpa rasa lelah. Hal ini membuatnya ideal untuk orang dewasa yang lebih tua, orang dengan riwayat nyeri sendi, atau siapa pun yang baru pulih dari cedera.

Jika pernah mengompres lutut setelah jogging atau merasakan tulang kering merayap, seseorang pasti tahu perjuangannya. Berjalan kaki tidak hanya menghindari hal itu, ini secara aktif memperkuat otot dan tulang dari waktu ke waktu dengan cara yang lebih lembut dan berkelanjutan.

  • Lebih mudah dilakukan

Ide untuk mengikat tali sepatu dan berlari jauh dan berkeringat tidaklah menarik setiap hari, terutama jika memiliki pekerjaan yang padat, tugas mengasuh anak, atau tidak suka olahraga kardio yang intens.

Namun, berjalan kaki dapat dimasukkan ke dalam hampir semua rutinitas. Jalan-jalan pagi sebelum sarapan? Selesai. Jalan kaki setelah makan malam di sekitar rumah? Mudah. Jalan kaki singkat saat istirahat makan siang di kantor? Sangat bisa dilakukan.

Belasan Orang Tewas Akibat Ledakan Amunisi di Pantai Garut

Resistensi mental saat berjalan kaki lebih kecil karena tidak terasa seperti ‘olahraga’, melainkan seperti bergerak, bernapas, dan beristirahat.

Konsistensi inilah yang menjadi keajaibannya. Siapa saja bisa jogging selama dua minggu dan menyerah, atau bisa berjalan kaki setiap hari selama bertahun-tahun dan benar-benar melihat hasil yang bertahan.

  • Lebih baik untuk kesehatan mental

Berlari dan jogging sangat intens. Jantung berdegup kencang, napas menjadi pendek, dan otak masuk ke mode kinerja. Hal itu mungkin berhasil bagi sebagian orang.

Namun bagi yang berurusan dengan stres, kecemasan, kelelahan, atau kelelahan mental, berjalan kaki menawarkan rasa tenang daripada memacu adrenalin. Ini bersifat meditatif, terutama jika dilakukan di ruang hijau.

Tidak perlu daftar lagu yang membisingkan telinga. Cukup dengan suara burung, gemerisik dedaunan di bawah kaki, dan pikiran Anda yang mulai rileks.

Kardinal Robert Prevost Terpilih Menjadi Paus Pertama dari Amerika Serikat

Banyak terapis bahkan merekomendasikan sesi terapi ‘berjalan dan berbicara’ karena alasan-alasan ini membuat orang berada dalam ritme yang merilekskan sistem saraf.

Jadi, jika tujuan bukan hanya kebugaran fisik tapi juga keseimbangan emosional, berjalan kaki bisa menjadi teman terbaik.

  • Baik untuk metabolisme

Berjalan kaki ternyata sangat baik untuk menurunkan berat badan dan membakar lemak, terutama bagi yang memiliki metabolisme yang lebih lambat atau ketidakseimbangan hormon.

Saat berlari atau jogging, tubuh membakar kalori dengan cepat, tetapi juga cenderung memicu nafsu makan yang lebih besar di kemudian hari. Itulah mengapa banyak pelari mengeluh makan lebih banyak dari yang seharusnya setelah berlari.

Di sisi lain, berjalan kaki membuat metabolisme tetap terjaga tanpa menstimulasi rasa lapar secara berlebihan. Hal ini membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.

Bagi wanita dengan PCOS, penderita diabetes tipe 2, atau siapa pun yang ingin menjaga hormon tetap stabil, berjalan kaki secara teratur–terutama setelah makan–bisa menjadi pengubah total. Ini membakar lemak tanpa membuat sistem tubuh terlalu stres.

  • Manfaat jangka panjang

Penelitian telah menunjukkan bahwa berjalan kaki secara teratur (terutama jalan cepat) meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan kolesterol jahat, meningkatkan fungsi paru-paru, mengurangi lemak perut, dan bahkan mendukung fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

Berjalan kaki tidak menjanjikan hasil dalam semalam, tetapi memberikan manfaat kesehatan yang stabil dan berkelanjutan. Berjalan kaki mungkin tidak akan memberikan rasa senang seperti pelari, tapi pasti menawarkan kehidupan yang lebih baik, kondisi yang tenang, seimbang, dan menyenangkan yang dapat menyembuhkan dan memberi energi.

Olahraga ini cukup ringan untuk dilakukan setiap hari dan cukup kuat untuk mengubah kesehatan. Jadi, jika lari terasa seperti tugas atau sesuatu yang membuat siapa saja merasa terbebani dan berhenti, mungkin inilah saatnya untuk berjalan menuju kesehatan, selangkah demi selangkah.

(ant/end)

Baca juga artikel terkait ini:

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *