Anak-anak yang sedang menonton film kartun di TV/ilustrasi. (Foto: Pixabay).
JRMEDIA.ID —Animasi, Anime, atau kartun layaknya pedang bermata dua yang bisa bermanfaat atau merugikan bagi perkembangan kognitif anak-anak. Anak-anak dapat belajar banyak pelajaran berharga dengan menonton acara kartun yang secara langsung berkontribusi pada perkembangan bahasa, perkembangan perilaku, dan perkembangan pendidikan.
Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary, kartun adalah ilustrasi lucu di kertas atau majalah. Kadang-kadang, kartun animasi dinyatakan sebagai film yang dibuat dengan memotret serangkaian langkah demi langkah yang mengubah gambar, memberikan kesan gerakan yang salah. Program kartun animasi dibuat dengan bantuan komputer agar terlihat seperti film atau bioskop yang ditampilkan di televisi, layar ponsel atau komputer, yang menjadi ciri beberapa cerita.
Meskipun begitu, tayangan kartun juga mempunyai banyak efek negatif seperti cedera pada penglihatan dan pendengaran, imajinasi, takhayul, belajar berbohong, kurang perhatian dalam belajar, dan kekerasan.
Program kartun terbukti memberikan beragam dampak positif dan negatif terhadap perilaku dan perkembangan anak. Perdebatan tentang baik atau buruknya kartun bukanlah hal baru. Tapi, perlu diingat kartun tak hanya memiliki sisi positif terutama di zaman modern ini, ketika anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya menonton kartun.
Mereka tidak bisa makan tanpa menonton film kartun, merasa harus menonton film kartun sambil tidur, hingga melupakan belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Tidak dapat dibayangkan betapa banyak kerugian yang dialami anak-anak selama masa pertumbuhannya akibat kecanduan. Hal itu memang berkontribusi menciptakan masalah mental bagi anak yang menonton kartun selama berjam-jam.
Dikutip dari European Journal of Physiotherapy and Rehabilitation Studies yang berjudul The impact of cartoon programs on children’s physical health, intelligence, behavior and activities, tujuan dari Jurnal Deskriptif tersebut adalah untuk mengilustrasikan dampak program kartun terhadap kesehatan fisik, kecerdasan, perilaku, dan aktivitas anak.
Temuan Jurnal Deskriptif ini bermanfaat bagi siapapun yang terlibat dalam studi ilmu sosial, studi kesehatan masyarakat, dan khususnya bagi komunitas yang bertugas melakukan studi fisioterapi dan rehabilitasi.
Mari kita bahas mengapa menonton banyak kartun itu dapat membawa dampak baik maupun buruk terhadap anak anak:
Dampak Baik Kartun
1. Mengajari Anak Tentang Kesehatan dan Mengatasi Cedera
Popeye si Pelaut adalah tokoh kartun terkenal yang memakan bayam untuk energi dan sebagai sumber energi. Acara Popeye memberikan contoh baik pada anak-anak yang tidak makan bayam, mereka mengubah seleranya dan sekarang lebih memilih makan sayuran agar menjadi kuat seperti Popeye yang memiliki ciri fisik yang bagus dan penggila kebugaran.
Beberapa karakter kartun lain terutama tokoh anak perempuan mengajarkan cara menjadi bersih dan menjaga diri, yang tentunya merupakan hal yang baik. Menonton film kartun semacam ini membuat anak-anak terpacu dan belajar menjaga kesehatannya.
Anak-anak juga seringkali menonton film kartun karena kartun tersebut membuat mereka tertawa melihat tingkah konyol karakternya dan hal-hal menyenangkannya. Selain itu, penelitian mengatakan bahwa tersenyum membuat Anda tetap sehat karena merupakan jenis olahraga yang juga mengatur sirkulasi darah. Ini adalah salah satu aspek terbaik dari menonton kartun, banyak tawa membuat Anda lebih sehat.
Beberapa program kartun juga mengajari anak-anak cara menjalani pengobatan Fisioterapi. Fisioterapi memberikan pengobatan segera terhadap kesulitan yang berhubungan dengan nyeri. Tubuh anak-anak masih belum matang dan terkadang mereka tidak bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang ampuh. Dalam kasus sensitif ini, fisioterapi paling cocok untuk anak-anak. Program kartun yang menayangkan acara semacam itu dapat mengurangi rasa takut di benak anak-anak terhadap pemgobatan Fisioterapi.
Melalui acara-acara ini, Anak-anak dapat meningkatkan minat mereka untuk mendukung anak lain yang menjalani Fisioterapi dengan dengan mempengaruhi mereka untuk menjalani perawatan terkait fisioterapi.
2. Anak-Anak Dapat Meningkatkan Imajinasi dan Kreativitas
Tentu saja tokoh kartun bersifat fiktif dan tidak persis ada dalam kehidupan nyata. Namun terlepas dari itu, pesan dan tujuan tersembunyi di balik setiap tokoh kartun didasarkan pada kenyataan dan peristiwa kehidupan. Dan tidak ada yang bisa menyangkal bahwa anak-anak bisa belajar banyak dari kartun.
Rasa ingin tahu dan kegembiraan mengamati segala sesuatu karakter dan episode kartun memungkinkan seorang anak untuk mengeksplorasi hal-hal dan lingkungan baru. Beginilah cara anak menjelajahi dunia nyata melalui dunia fantasi. Setidaknya satu kartun dapat membantu mereka menemukan rasa ingin tahu untuk mengetahui seluruh aspek kehidupan nyata.
Telah dibuktikan secara ilmiah bahwa pikiran kita lebih aktif dalam pembelajaran visual dibandingkan metode pendidikan lainnya. Menonton film kartun dapat membantu anak untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya. Yang utama adalah jika kartun dilihat dengan animasi, warna, dan adegan lainnya yang indah, seorang anak dapat mempelajari berbagai hal sekaligus.
Warna-warna yang menarik dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mendeteksi perbedaan warna dan memungkinkan dia menggunakannya dalam menggambar. Kadang-kadang mereka membuat gambar-gambar baru.
Anak akan mampu membayangkan pemikiran-pemikiran baru yang dimotivasi oleh kartun tertentu dan muncul dengan cerita atau karya baru berdasarkan kartun yang ditontonnya. Terkadang mereka membuat sesuatu yang baru dengan melemparkan sesuatu ke dalamnya; terkadang mereka membuat mainan baru dengan memasangkan dua atau tiga mainan rusak.
3. Membantu Perkembangan Bahasa
Membantu perkembangan bahasa salah satu efek sukses dan konstruktif terbaik dari kartun, anak-anak tidak hanya menemukan bahasa ibu tetapi juga bahasa asing. Banyak serial kartun dalam berbagai bahasa. Tergantung pada negara mana acara tersebut dipromosikan.Ini membantu anak-anak mengembangkan keterampilan bahasa mereka.
Mengizinkan anak-anak menonton kartun dalam bahasa eksotik, misalnya, dapat membantu mereka menguasai bahasa dengan lebih baik. Ini meningkatkan levelnya.
Selain tiga hal diatas, Kartun yang tayang di pagi hari dapat membantu anak mengembangkan sikap disiplin dalam bangun lebih awal di pagi hari.
Dampak Buruk Kartun
1. Gangguan Kesehatan Mental dan Fisik
Menonton kartun secara berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan fisik pada anak, seperti gangguan mata, sakit kepala, gelisah, tidak mampu konsentrasi, hingga masalah imajinatif. Anak-anak yang kecanduan kartun ditemukan antisosial dan tidak populer dalam pendidikan mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi kecanduan kartun untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Di Jepang tahun 1997, sebanyak 653 anak dirawat di rumah sakit karena epilepsi. Setelah dilakukan penelitian mendalam, terungkap bahwa kilatan cahaya merah dan biru menyebabkan trauma, yang terungkap dalam episode ke-38 Pokemon yang dilihat anak-anak malam itu.
Episode tersebut tidak dipublikasikan secara komersial atau disiarkan ulang di mana pun di dunia karena pemerintah Jepang melarangnya. Duduk di depan TV sepanjang hari bukanlah praktik yang baik untuk menonton film kartun. Hal ini hanya dapat melemahkan penglihatan anak atau menyebabkan gangguan kelengkungan tulang belakang.
Kurangnya aktivitas fisik juga menimbulkan masalah obesitas. Lebih lanjut, banyak ahli yang menekankan dampak negatif kartun terhadap perkembangan bicara anak pada usia tiga tahun. Psikolog menyatakan bahwa menonton kartun adalah aktivitas berbahaya yang tidak memerlukan interaksi untuk mengembangkan kemampuan bicara yang benar. Bahkan dalam beberapa kasus program kartun bisa membantu anak-anak belajar bunuh diri.
2. Menginspirasi Anak-Anak untuk Melakukan Kekerasan dalam Kehidupan Nyata
Menonton film kartun yang menggambarkan kekerasan dapat menginspirasi anak-anak untuk melakukan kekerasan dalam kehidupan nyata. Selain itu, anak-anak mungkin mengaku bahwa tidak seorang pun dapat terluka atau merasa sakit karena kartun tersebut memperlihatkan jika kekerasan atau kecelakaan tidak memberikan kerugian fisik layaknya di dunia nyata. Misalnya, karakter Tom and Jerry, The Road Runner, dan Oggy and the Cockroaches sering kali saling bertabrakan atau terjatuh dari ketinggian, seringkali tanpa hasil yang sebenarnya.
Anak-anak yang menganggap kekerasan itu sangat realistis, sering kali berulang atau tidak dapat diampuni, lebih cenderung meniru kekerasan tersebut. Para ahli di American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa anak-anak yang menonton film kartun penuh kekerasan cenderung menjadi penuh kebencian, agresif, dan tidak patuh. Terlebih lagi, anak-anak ini tidak sabaran.
Kartun mempunyai tiga dampak utama yang menyangkut kekerasan terhadap anak yaitu, anak menjadi peka terhadap rasa sakit dan penderitaan orang lain, anak tidak merasa risih dengan adanya unsur kekerasan disekitarnya dalam kehidupan nyata, anak beresiko mengalami reaksi agresif dan perilaku kekerasan. Gambar 12 menunjukkan bagaimana program kartun mengajarkan anak-anak untuk membunuh orang lain.
3. Kurangnya Perhatian dalam Belajar
Efek kartun ketika bekerja dalam diri seorang anak antara lain menghambat pembelajarannya dan memperburuk prestasinya di sekolah. Terlalu banyak menonton kartun dapat membuat anak tersebut hingga tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah sebelum menontonnya.
Semua ini adalah hal yang harus dihindari. Oleh karena itu kartun merupakan salah satu media hiburan yang harus dikontrol agar tidak menjadi suatu kebiasaan buruk.
(dmr)
Referensi:
Parvin, F., & Islam, S. (2020). The impact of cartoon programs on children’s physical health, intelligence, behavior and activities. European Journal of Physiotherapy and Rehabilitation Studies.
Komentar