Opinion
Beranda » Berita » 5000 Pasukan Langit

5000 Pasukan Langit

Muhamad Rubiul Yatim. (Foto: dok.pribadi)

Oleh Muhamad Rubiul Yatim *)

Siapa yang menyangka bahwa perlawanan para pejuang Palestina dari penjajahan dan genosida zionis Israel akan tetap berlanjut hingga detik ini. Dua tahun sudah gerakan perlawanan Topan al Aqsha bergulir (7 Oktober 2023 – 7 Oktober 2025) di tangan para pejuang penjaga Masjid Al Aqsha, yang tetap tegak bertahan bahkan mampu melawan dengan tangguh tanpa kenal lelah atau mundur sejengkalpun.

Hal yang tentunya dirasa sangatlah aneh dan mustahil oleh para pemimpin negara, pengamat militer, dan warga dunia ketika mencermati serba minimnya segala sumber daya dari para pejuang Palestina.

Sungguh euforia dan gegap gempita atas keberanian dan perjuangan penuh heroik dari para pejuang Palestina saat ini seolah memaksa kita untuk mundur melampaui lintas waktu 14 abad silam. Momen yang serupa namun tidak sama ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya berjuang serta berjihad dalam berbagai kekurangan dan keterbatasan sumber daya yang akut. Tujuan perlawanannya hanya satu, yaitu untuk mempertahankan iman dan tauhid sebagai perkara yang paling bernilai dan berharga dalam kehidupan serta terwujudnya eksistensi Islam yang mulia di muka bumi.

Mereka para pejuang tentara Allah itu memang tampaknya lemah, terbatas, dan serba minim dari berbagai sumber daya dan fasilitas dunia. Namun kelimpahan mereka justru ada pada keyakinannya yang kuat atas nilai-nilai suci kebenaran yang diperjuangkan dan hubungan romantis yang erat dengan Sang Pemilik Alam Semesta; Allah Azza wa Jalla.

Ketika Solidaritas Jadi Konten

Dua kelebihan itu; yang tentunya tidak dimiliki oleh para seteru dan lawannya, telah mendatangkan pertolongan yang tidak bersifat materi dan duniawi. Pertolongan yang secara akal dan logika tidak akan pernah bisa diterima namun dengan sangat mudahnya akan dapat dicerna melalui pendekatan iman dan takwa.

Bantuan bagi para pejuang itu sesungguhnya diberikan sebagai apresiasi dari Tuhan karena telah terbuktikannya suatu ikhtiar yang sempurna. Pengorbanan murni dalam bingkai keikhlasan tanpa batas serta ketawakalan (kepasrahan) yang penuh totalitas. Pertolongan yang secara akal dan logika tidak akan pernah bisa diterima, namun dengan sangat mudahnya akan dapat dicerna melalui pendekatan iman takwa.

Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Quran surat Ali Imran (3) ayat 121-127:

{ وَإِذۡ غَدَوۡتَ مِنۡ أَهۡلِكَ تُبَوِّئُ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ مَقَـٰعِدَ لِلۡقِتَالِۗ وَٱللَّهُ سَمِیعٌ عَلِیمٌ }

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”

Hidup Sehat dengan Autophagy: Mekanisme “Pembersihan Diri” Sel sebagai Kunci Kesehatan dan Umur Panjang

{ إِذۡ هَمَّت طَّاۤىِٕفَتَانِ مِنكُمۡ أَن تَفۡشَلَا وَٱللَّهُ وَلِیُّهُمَاۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡیَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ }

Artinya: “Ketika dua golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.”

{ وَلَقَدۡ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ بِبَدۡرࣲ وَأَنتُمۡ أَذِلَّةࣱۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ }

Artinya: “Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.”

{ إِذۡ تَقُولُ لِلۡمُؤۡمِنِینَ أَلَن یَكۡفِیَكُمۡ أَن یُمِدَّكُمۡ رَبُّكُم بِثَلَـٰثَةِ ءَالَـٰفࣲ مِّنَ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةِ مُنزَلِینَ }

Aktivis Kekinian

Artinya: “(Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) mengatakan kepada orang-orang beriman, “Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”

{ بَلَىٰۤۚ إِن تَصۡبِرُوا۟ وَتَتَّقُوا۟ وَیَأۡتُوكُم مِّن فَوۡرِهِمۡ هَـٰذَا یُمۡدِدۡكُمۡ رَبُّكُم بِخَمۡسَةِ ءَالَـٰفࣲ مِّنَ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةِ مُسَوِّمِینَ }

Artinya: ““Ya” (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.”

{ وَمَا جَعَلَهُ ٱللَّهُ إِلَّا بُشۡرَىٰ لَكُمۡ وَلِتَطۡمَىِٕنَّ قُلُوبُكُم بِهِۦۗ وَمَا ٱلنَّصۡرُ إِلَّا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ ٱلۡعَزِیزِ ٱلۡحَكِیمِ }

Artinya: “Dan Allah tidak menjadikannya (pemberian bala-bantuan itu) melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) kamu, dan agar hati kamu tenang karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

{ لِیَقۡطَعَ طَرَفࣰا مِّنَ ٱلَّذِینَ كَفَرُوۤا۟ أَوۡ یَكۡبِتَهُمۡ فَیَنقَلِبُوا۟ خَاۤىِٕبِینَ }

Artinya: “(Allah menolong kamu dalam Perang Badar dan memberi bantuan) adalah untuk membinasakan segolongan orang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, sehingga mereka kembali tanpa memperoleh apa pun.”

Pada ayat tersebut di atas, Allah SWT menyampaikan bahwa ada 5000 malaikat yang datang membantu perjuangan suci Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Mereka turun berduyun-duyun di waktu yang sangat mendesak dan kondisi yang sangat genting guna menghalau dan mengacaukan pasukan musuh yang jumlahnya jauh lebih besar dan tidak sebanding dengan orang-orang beriman.

5000 malaikat tanpa bayangan itu terbang melayang menghabisi kezaliman dan kesombongan para durjana dalam bingkai kekufuran yang sudah keras membantu. Membantu pasukan Muslim yang tengah bertahan tanpa kenal takut dan lelah serta berharap memperoleh kemenangan yang gilang gemilang atau wafat dalam kondisi syahid yang mulia.

5000 Pasukan langit yang tidak tampak oleh mata lahiriah itu hadir untuk meluluh-lantakkan segala bentuk pembangkangan dan kepongahan atas sang Maha Agung dan Perkasa; Allah Azza wa Jalla. Muncul secara gaib untuk menghentikan segala bentuk penganiayaan dan penindasan atas nama hawa nafsu dan kesewenang-wenangan yang sudah mencapai puncaknya.

Itulah yang tampaknya juga terjadi di bumi Palestina hari ini. Turunnya bantuan kekuatan berupa pasukan langit dari sang Pemilik Alam Semesta; Allah Azza wa Jalla, untuk para penjaga Masjid Al Aqsha.

Bagi mereka di sana hari ini cukuplah berikhtiar maksimal dengan ikhlas lalu bertawakal dan berharap hanya kepada Allah SWT. Adapun hasil perjuangannya tentu diserahkan kepada pada Sang Penguji; Allah Azza wa Jalla, karena di tangan-Nya lah segala keputusan dan ketetapan yang terbaik berdasarkan ilmu-Nya.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Artinya: “Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)

Bismillah…
free free Palestina!

Jakarta, 27 Oktober 2025

*) Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pancasila Jakarta dan Anggota Korps Mubaligh Khairu Ummah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *