Oleh Muhamad Rubiul Yatim *)
Semakin kemari, tampak manusia semakin rakus dan tamak terkait urusan duniawi. Siang malam isi harinya hanya untuk menambah dan mempertahankan pundi-pundi.
Tidak peduli cara yang ditempuhnya kelak akan berakibat buruk buat diri. Disiksa dan dibakar dalam neraka sepanjang waktu tiada henti.
Apabila datang pembawa kebenaran untuk mengingatkan maka dirinya akan memusuhi. Tidak peduli walaupun itu datangnya dari seorang Nabi maupun kitab suci.
Bahkan tiada ragu melakukan pembunuhan, fitnah keji, dan membully. Semua kebenaran akan dilawan dan ditentangnya dengan penuh percaya diri.
Cintanya yang akut pada dunia membuat dirinya menjadi maniak sejati. Menganggap musuh dan lawan setiap orang yang menghalangi.
Menjadikan teman seiring bagi siapa saja yang mampu berkolaborasi. Tidak peduli walaupun nantinya berakhir dengan skandal dan konspirasi.
Hidup baginya adalah hari ini. Tidak ada alam kubur dalam kamus pribadi. Apalagi sampai meyakini pengadilan dan mahkamah tertinggi. Semua ocehan alam gaib itu baginya hanyalah utopia dan mimpi.
Segala dosa dan maksiat baginya adalah makanan sehari-hari. Jangan harap untuk bertaubat apalagi berhenti. Sebab napas hidupnya adalah memuaskan syahwat tanpa kenal henti. Menjadi antek iblis dan setan dalam segala situasi dan kondisi.
Simak Firman Allah Azza wa Jalla dalam ayat Al-Quran yang suci:
(فَأَرۡسَلۡنَا فِیهِمۡ رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَـٰهٍ غَیۡرُهُۥۤۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ وَقَالَ ٱلۡمَلَأُ مِن قَوۡمِهِ ٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ وَكَذَّبُوا۟ بِلِقَاۤءِ ٱلۡـَٔاخِرَةِ وَأَتۡرَفۡنَـٰهُمۡ فِی ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَا مَا هَـٰذَاۤ إِلَّا بَشَرࣱ مِّثۡلُكُمۡ یَأۡكُلُ مِمَّا تَأۡكُلُونَ مِنۡهُ وَیَشۡرَبُ مِمَّا تَشۡرَبُونَ وَلَىِٕنۡ أَطَعۡتُم بَشَرࣰا مِّثۡلَكُمۡ إِنَّكُمۡ إِذࣰا لَّخَـٰسِرُونَ أَیَعِدُكُمۡ أَنَّكُمۡ إِذَا مِتُّمۡ وَكُنتُمۡ تُرَابࣰا وَعِظَـٰمًا أَنَّكُم مُّخۡرَجُونَ ۞ هَیۡهَاتَ هَیۡهَاتَ لِمَا تُوعَدُونَ إِنۡ هِیَ إِلَّا حَیَاتُنَا ٱلدُّنۡیَا نَمُوتُ وَنَحۡیَا وَمَا نَحۡنُ بِمَبۡعُوثِینَ إِنۡ هُوَ إِلَّا رَجُلٌ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبࣰا وَمَا نَحۡنُ لَهُۥ بِمُؤۡمِنِینَ)
Artinya:
“Lalu Kami utus kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), “Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” Dan berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan pertemuan hari akhirat serta mereka yang telah Kami beri kemewahan dan kesenangan dalam kehidupan di dunia, “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan, dan dia minum apa yang kamu minum.” Dan sungguh, jika kamu menaati manusia yang seperti kamu, niscaya kamu pasti rugi, adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tanah dan tulang-belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan (dari kuburmu)? Jauh! Jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu, (kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi).” [QS Al-Mu’minun ayat 32-37]
Kita berlindung kepada Allah Azza wa Jalla dari sifat dan perilaku buruk para penyembah dunia ini.
Jakarta, 7 Agustus 2025
*) Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pancasila Jakarta dan Anggota Korps Mubaligh Khairu Ummah.
Komentar