JRMEDIA.ID — Pengembangan dan implementasi Artificial Intelligence (AI) digadang-gadang akan menjadi awal dari transformasi besar di dalam industri e-Commerce yang terus berkembang. Pekerjaan yang sifatnya repetitif akan mulai digantikan dengan otomatisasi yang ditawarkan AI sehingga meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Hal ini sejalan dengan studi McKinsey & Company pada 2023 lalu yang menemukan bahwa bisnis yang berbasis AI dalam penjualan dan pemasaran, dapat meningkatkan pendapatan hingga 15 persen dan mengurangi biaya operasional hingga 20 persen.
Studi PwC 2025 juga memprediksi Implementasi AI akan secara signifikan meningkatkan pendapatan pada ekonomi global. Riset memproyeksikan peningkatan produk domestik bruto (PDB/ GDP) sebesar 15 triliun dolar AS hingga 2030.
Menanggapi kedigdayaan dampak AI dalam bisnis secara global, Lazada sebagai pionir penerapan AI dan GenAI pada platform e-Commerce di Asia Tenggara dan berupaya untuk mendorong penerapan AI para penjual online Indonesia ke dalam operasional bisnis dengan inovasi kelas dunia.
“Mengintegrasikan teknologi baru yang belum familiar bukan hanya soal waktu dan usaha, namun juga dibutuhkan sumber daya yang tepat, panduan yang jelas, dan perencanaan yang matang agar dapat berhasil. Di Lazada, kami berkomitmen untuk mempermudah perjalanan ini bagi para penjual kami dengan menghadirkan inovasi kelas dunia dan alat berbasis AI canggih untuk mendukung kesuksesan mereka,” kata Chief Executive Officer Lazada Group, James Dong, dalam siaran persnya, Senin (30/6/2025).
Riset Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara, hasil kolaborasi Lazada dan Kantar pada 2025, menemukan bahwa penjual di Indonesia menyambut keberadaan AI secara positif, dengan 91 persen dari responden lebih siap mengadopsi AI dalam kehidupan pribadi, lebih tinggi dibandingkan pembeli (78 persen).
Indonesia juga menyimpan potensi besar untuk menjadi negara adidaya AI di Asia Tenggara. Saat ini, sudah 29 persen penjual online di Indonesia yang mahir mengintegrasikan AI di berbagai aspek operasional bisnis.
Meski begitu, mayoritas penjual masih memiliki keraguan mengenai manfaat jangka pendek dari kegunaan AI (68 persen) dan investasi awal yang harus dikeluarkan dalam implementasinya (69 persen). Temuan ini menandakan perlunya sistem pendukung untuk mendorong penggunaan AI dan menjadikan Indonesia menjadi negara adidaya AI.
Buku Panduan AI Khusus Penjual Online yang Terintegrasi dengan Fitur AI Lazada
Menjawab kesenjangan AI di antara para pelaku usaha di e-Commerce, Lazada bekerja sama dengan Kantar memfasilitasi penjual online lewat Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online. Dirancang untuk membantu penjual memaksimalkan kecanggihan AI ke dalam bisnisnya, panduan ini mengategorikan penjual ke dalam tiga model kesiapan yang merepresentasikan berbagai tahapan adopsi dan kesiapan AI, yakni AI Adepts (Pengguna lanjutan AI), AI Aspirants (Pengguna parsial AI), dan AI Agnostics (Pengguna minimal AI).
Berdasarkan tingkat kesiapan ini, Lazada merancang panduan strategis yang mampu membantu penjual di masing-masing tingkat untuk mengintegrasikan AI ke dalam operasional bisnisnya. Integrasi AI sesuai dengan tingkat kesiapan ini dilakukan demi mendukung penjual dalam mengadopsi AI ke dalam operasional bisnis hingga bisa meraih kesuksesan di lanskap ekonomi digital yang terus berkembang.
“Lazada menyadari AI akan jadi bagian integral dari ekosistem e-Commerce. Oleh karena itu, Lazada mengembangkan berbagai fitur AI untuk menjawab kebutuhan penjual, mulai dari membuat daftar produk, mengelola hubungan dengan pelanggan hingga meningkatkan konvensi penjualan. Fitur-fitur ini dapat dengan mudah diakses bagi penjual di Lazada untuk memaksimalkan performa dan efisiensi bisnis dalam ekosistem Lazada,” ujar Head of Business Growth and Operations, Lazada Indonesia, Amelia Tediarjo.
Pada tahap awal, penjual dapat memanfaatkan Lazada Business Advisor untuk wawasan tren pasar dan analitik performa toko, serta AI Smart Listing yang membantu penjual menciptakan product listing yang menarik dan dipersonalisasi, yang dibantu AI untuk menonjolkan fitur-fitur penting produk. Penjual kategori fesyen bahkan bisa menggunakan model AI dalam fitur ini untuk membuat produk jualannya semakin terlihat menarik.
Untuk optimalisasi efisiensi operasional, tersedia Lazada IM Shop Assistant (LISA) yang mempercepat komunikasi dengan pelanggan, serta Lazada Sponsored Solutions yang menawarkan iklan berbasis AI dengan target audiens yang tepat.
Dalam hal terobosan pengalaman pelanggan, Lazada menghadirkan inovasi seperti AI-Powered Skin Test yang menganalisis kondisi kulit menggunakan AR untuk rekomendasi produk lebih tepat, serta Virtual Try-On untuk pengalaman mencoba produk secara virtual.
Data yang dihasilkan saat pelanggan mencoba fitur ini terkoneksi dengan chatbot AI Lazzie yang akan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi. Semua fitur ini dirancang untuk membantu penjual meningkatkan peluang konversi ke penjualan agar mereka mampu mengembangkan bisnis mereka secara efektif dan kompetitif.
Sebagai platform e-Commerce terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara, Lazada terus berkomitmen dalam pengembangan teknologi, termasuk investasi pada AI, sebagai katalisator pertumbuhan dan pemberdayaan penjual.
“Menerapkan AI bukan berarti hanya mengikuti arus perubahan, melainkan menjadi yang terdepan. Penjual yang siap mengadopsi AI adalah penjual yang siap menghadapi masa depan. Di Lazada, kami bangga dapat mendampingi perjalanan ini dengan berbagai dukungan dan teknologi yang dibutuhkan penjual untuk menggapai kesuksesan di era baru,” pungkas Amelia.
(dkd)
Komentar