Game Project KV karya Dynamis One.
JRMEDIA.ID — Industri game Korea Selatan kembali diguncang oleh sebuah skandal besar yang melibatkan Dynamis One, sebuah studio yang dibentuk oleh mantan karyawan Nexon Games. Setelah sebelumnya dilaporkan ke polisi Korea Selatan terkait dugaan pembocoran data game rahasia milik Nexon Games, kini Dynamis One menjadi sorotan publik sekali lagi.
Kali ini, ditemukan bukti yang mengarah pada upaya sabotasemen terhadap salah satu game andalan Nexon, Blue Archive, yang dilakukan oleh tim inti Dynamis One sebelum mereka mendirikan studio baru ini.
Penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian Korea Selatan semakin mengungkapkan besarnya masalah yang terjadi di dalam tubuh Dynamis One. Pada awalnya, pihak kepolisian melakukan penggerebekan di kantor utama Dynamis One dan menyita sejumlah dokumen penting yang terkait dengan kasus ini.
Setelah melalui penyelidikan mendalam, ditemukan bukti kuat yang mengindikasikan bahwa para pendiri Dynamis One sudah merencanakan untuk keluar dari Nexon Games sejak tahun 2023, tepat setelah perilisan cerita Vol F Part 1 dalam game Blue Archive. Perencanaan tersebut dilaksanakan dengan cara yang sangat tidak etis dan bisa dikategorikan sebagai tindakan kriminal.
Dalam laporan yang diterima pihak kepolisian, satu nama yang sering muncul adalah Park Byeong-Lim, mantan direktur proyek Blue Archive di Nexon Games. Park Byeong-Lim diduga melakukan beberapa tindakan rekayasa yang merugikan Nexon Games dan game Blue Archive. Beberapa rekayasa yang ditemukan di antaranya adalah:
Park Byeong-Lim dikabarkan merekrut beberapa karyawan Nexon Games dengan cara memberikan informasi palsu untuk mempengaruhi mereka agar keluar dari perusahaan dan bergabung dengan Dynamis One. Ini menunjukkan bagaimana tim Dynamis One secara aktif berusaha untuk membentuk tim baru dengan mengandalkan informasi yang tidak benar dan manipulasi.
Lebih jauh lagi, tim yang ada di Nexon Games, yang sebagian besar merupakan bagian dari Dynamis One, sengaja mengabaikan pengembangan Blue Archive. Tindakan ini bertujuan untuk membuat game tersebut tampak tidak berkembang dan buruk di mata para pemain, yang akhirnya dapat menurunkan minat mereka terhadap game tersebut. Ini adalah langkah sabotaase yang disengaja untuk merusak reputasi Blue Archive, sebuah game yang sebelumnya sangat populer.
Yang lebih serius lagi, terdapat bukti bahwa Park Byeong-Lim dan timnya mencuri data rahasia milik Nexon Games, khususnya data terkait proyek MX BLADE. Data tersebut kemudian digunakan untuk mengembangkan proyek game baru yang mereka kerjakan di Dynamis One, yang dikenal dengan nama Project KV. Ini merupakan pencurian yang tidak hanya merugikan Nexon Games secara langsung, tetapi juga menunjukkan adanya pengkhianatan dalam industri yang sangat bergantung pada kepercayaan.
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa anggota tim Dynamis One sering mengadakan pertemuan rahasia setelah jam kerja untuk membahas proyek mereka sambil menyebarkan opini negatif tentang Nexon Games. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, mereka tidak hanya berbicara mengenai proyek Project KV, tetapi juga menjatuhkan citra Nexon Games di depan karyawan lain.
Taktik ini terbukti efektif karena banyak karyawan yang akhirnya memilih untuk meninggalkan Nexon Games dan bergabung dengan Dynamis One. Keputusan-keputusan ini tidak hanya mempercepat pembentukan studio baru tersebut, tetapi juga semakin memperlihatkan upaya yang telah mereka lakukan untuk merusak Nexon Games dari dalam.
Jika dugaan-dugaan tersebut terbukti benar, Dynamis One bisa menghadapi tindakan hukum yang sangat serius. Mereka dapat dikenakan tuntutan pidana atas pencurian data, manipulasi karyawan, dan sabotasemen terhadap pengembangan game.
Tidak hanya itu, jika kasus ini berkembang, hal ini berpotensi menjadi skandal terbesar dalam industri game Korea Selatan. Kasus ini tidak hanya merusak reputasi Dynamis One, tetapi juga menimbulkan ketidakpercayaan publik terhadap pengelolaan data dan etika dalam industri game yang selama ini dihormati.
Skandal ini juga membawa dampak besar pada Nexon Games, yang harus menghadapi kenyataan pahit bahwa beberapa orang di dalam perusahaan mereka justru terlibat dalam tindakan yang sangat merugikan. Ini tentu akan mempengaruhi cara perusahaan besar seperti Nexon Games beroperasi ke depannya, baik dalam hal keamanan data maupun hubungan internal dengan karyawan.
Dengan terus berkembangnya penyelidikan ini, para penggemar dan pelaku industri game akan terus mengikuti perkembangan kasus ini dengan penuh perhatian. Jika terbukti bersalah, Dynamis One bukan hanya akan menghadapi kerugian finansial besar, tetapi juga bisa membuat skandal ini menjadi isu besar yang mengguncang industri game Korea Selatan.
Para penggemar setia Blue Archive dan pemain game lainnya tentu berharap agar kasus ini bisa diselesaikan dengan adil, dan agar industri game Korea Selatan tidak terguncang lebih lanjut akibat ulah segelintir orang yang merusak kepercayaan publik.
Sementara itu, pihak berwenang masih terus mendalami bukti-bukti yang ada, dan hanya waktu yang akan memberi jawaban terkait bagaimana nasib Dynamis One dan individu-individu yang terlibat dalam kasus ini. Apapun hasilnya, ini jelas menjadi peringatan bagi industri game bahwa integritas dan etika kerja harus dijaga dengan sangat hati-hati, demi mencegah terjadinya hal-hal yang merusak reputasi seluruh ekosistem game global.
(dmr)
Komentar