Buku puisi Sarihati karya Arby Rahmat resmi diperkenalkan secara langsung dalam sebuah acara luring di WU Hub Coworking Space Sabang, Jakarta Pusat, pada Minggu (20/4/2025). (Foto: Achmad Dzulfikar)
JRMEDIA.ID — Buku puisi Sarihati resmi diperkenalkan secara langsung dalam sebuah acara di WU Hub Coworking Space Sabang, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2025). Acara yang berlangsung hangat dan penuh makna ini menjadi momentum penting bagi sang penulis, Arby Rahmat, untuk memperkenalkan karya tulis perdananya kepada publik.
Peluncuran ini dihadiri oleh para sahabat, keluarga, pembaca pertama, serta sejumlah tamu undangan yang turut memberikan apresiasi terhadap karya kumpulan puisi tersebut.
“Sarihati adalah perjalanan batin, upaya untuk menangkap hal-hal yang seringkali tak terucap, namun begitu kuat terasa,” kata Arby seusai acara.
Arby merupakan seorang profesional di bidang media dan komunikasi dengan pengalaman luas dalam jurnalisme dan hubungan masyarakat. Lahir pada tahun 1992, ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Selain bekerja di industri media, Arby juga aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan. Ia merupakan Anggota Pembina di Yayasan Al Hikmah Nur Hidayah yang menaungi berbagai aktivitas Masjid Al Hikmah di Taman Cimanggu, Kota Bogor.
Adapun acara peluncuran berlangsung dengan obrolan santai seputar proses kreatif penulisan buku dan sesi pembacaan puisi dari beberapa karya dalam Sarihati. Masing-masing tamu juga membawa pulang buku tersebut.
“Melalui Sarihati, saya berharap bisa menghadirkan ruang sunyi yang menenangkan bagi para pembaca di tengah hiruk-pikuk dunia,” cetus Arby.
Motif geometrik spiral yang menghiasi latar buku ini melambangkan perjalanan batin yang berulang, mendalam, dan terus berkembang.
Pola melingkar yang saling bertautan mencerminkan aliran perasaan, pikiran, serta kenangan yang meresap ke dalam hati dengan kejujuran dan ketulusan. Lingkaran-lingkaran yang tersusun harmonis menggambarkan keterkaitan antara emosi dan pengalaman, merajut kisah dalam keheningan.
“Adapun warna merah marun pada sampul menciptakan nuansa hangat dan reflektif, mengajak pembaca menyelami kedalaman makna di setiap kata,” jelas Arby.
Diterbitkan oleh Detak Pustaka, Sarihati mengandung filosofi mendalam: ‘Sari’ melambangkan esensi, sedangkan ‘Hati’ mencerminkan emosi, cinta, dan ketulusan. Perpaduan keduanya melahirkan karya yang tidak hanya menyentuh nurani, tetapi juga membuka ruang refleksi spiritual.

Buku ini memuat 51 puisi yang terbagi ke dalam tiga tema utama:
- Kenormalan Baru, yang mengangkat refleksi sosial serta dinamika kehidupan pascapandemi.
- Safar, yang menggambarkan perjalanan fisik maupun batin.
- Sari Hati, yang mengungkap kehangatan kasih sayang dalam keluarga.
Sebagai pelengkap, Sarihati juga menyertakan Petikan Ilmu, yakni refleksi dalam perspektif Islam yang memperkaya makna puisi. Ilustrasi yang disisipkan semakin memperkuat pesan dalam setiap tema.
“Buku ini tidak dikhususkan untuk para pembaca dari agama tertentu, siapapun dapat membaca dan mengambil pelajaran di dalamnya sesuai dengan perspektif masing-masing,” tutup Arby.
Untuk informasi lebih lanjut, wawancara, pemesanan buku, atau kolaborasi, silakan hubungi bukusarihati@gmail.com atau melalui akun Instagram @bukusarihati.
(end)
Komentar