JRMEDIA.ID — Kementerian Kebudayaan RI menyambut kehadiran delegasi dan para tamu undangan Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 dalam jamuan makan malam (Welcome Dinner) yang bertempat di Hotel The Meru, Sanur, Bali. Jamuan ini menjadi rangkaian awal dimulainya konferensi budaya tingkat internasional CHANDI 2025 yang diharapkan dapat menjadi forum dalam memperkuat hubungan dan kerja sama lintas negara, meningkatkan pemahaman lintas budaya, serta membuka peluang baru dalam pengembangan kreativitas dan inovasi.
Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon menyampaikan kehormatan atas kehadiran para delegasi dari 39 negara serta para pemimpin daerah dari seluruh provinsi di Indonesia pada CHANDI 2025. Ia berharap perhelatan ini dapat menjadi tonggak strategis dalam perjalanan bersama merayakan budaya, bukan hanya sebagai warisan masa lalu, tetapi juga sebagai kompas dan katalis dalam membentuk masa depan.
“Kehadiran kita semua menegaskan komitmen kolektif untuk menjadikan budaya sebagai kekuatan pemersatu di tengah perubahan dunia yang cepat, penuh tantangan, konflik, serta dinamika geopolitik,” kata Menteri Fadli di hadapan para delegasi dan tamu undangan yang hadir, Selasa (2/9/2025).
Lebih lanjut, Menbud Fadli mengajak semua delegasi yang hadir dapat menggunakan budaya sebagai alat perdamaian dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Budaya, sambung dia, bukan hanya identitas, tetapi juga tentang solidaritas, kreativitas, dan resiliensi.
“Melalui CHANDI 2025, Indonesia mengajak semua bangsa untuk menata ulang diplomasi budaya sebagai jalan menuju perdamaian, memanfaatkan inovasi untuk pelestarian warisan, dan memperkuat ekonomi kreatif demi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Menteri Fadli.
Menutup sambutannya, Menbud Fadli berharap CHANDI 2025 akan menghasilkan gagasan serta kolaborasi nyata dalam bidang kebudayaan. “Semoga kita dapat terus memperkuat ikatan persahabatan, merayakan keberagaman bersama, dan tentunya menginspirasi generasi mendatang untuk meneruskan semangat kerja sama dalam semangat budaya,” pungkasnya.
Dengan mengusung tema “Culture for the Future”, CHANDI 2025 menjadi wadah global untuk mengeksplorasi kekuatan transformatif budaya dalam membangun masa depan yang inklusif, damai, dan berkelanjutan. Rangkaian kegiatan, antara lain pertemuan antar Menteri Kebudayaan, keynote speech, diskusi panel mengenai diplomasi budaya, warisan, inovasi, dan peran generasi muda; seminar bersama UNESCO dan universitas; lokakarya; networking events; hingga kunjungan lapangan.
Puncak pertemuan ini akan ditandai dengan lahirnya Deklarasi Budaya Bali 2025, yang meneguhkan komitmen bersama untuk melestarikan warisan, mendorong kreativitas, serta membangun perdamaian melalui budaya.
Pada sesi Welcome Dinner, Tari Panyembrahma menjadi pembuka acara. Tari Oleg Tambulilingan serta Kecak Fire Dance turut mengisi jalannya acara sebagai bagian dari kekayaan seni dan budaya Bali yang menjadi tuan rumah perhelatan CHANDI 2025.
Hadir dalam Welcome Dinner, para delegasi dari berbagai negara serta tamu undangan, antara lain Menteri Dalam Negeri dan Warisan Budaya Republik Zimbabwe, Kazembe Kazembe; Menteri Pelaksana Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Republik Singapura, David Neo Chin Wee; Menteri Kebudayaan Republik Arab Suriah, Mohammad Yassin Saleh; Wakil Menteri Kebudayaan Kerajaan Hasyimiyah Yordania, Nidal Ibrahim Mohammad Al-Ahmad; Asisten Menteri Kebudayaan Republik Fiji, Isikeli Tui-wai-levu; Wakil Menteri Warisan Budaya, Kerajinan Tangan, dan Pariwisata Republik Islam Iran, Ayoobi Hojatollah Ghadir; Wakil Menteri Kebudayaan Republik Bolivarian Venezuela, Sergio Leonardo Arria Bohorquez; serta para pimpinan daerah Indonesia.
Turut hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha; Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan, Bambang Wibawarta; Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retno Astuti; Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan; Fryda Lucyana; para Staf Khusus dan Staf Ahli Menteri; para Pejabat Eselon II; beserta jajaran Kementerian Kebudayaan.
(***)
Komentar