Memeriksa tekanan ban/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
JAKARTA — Cuaca panas yang ekstrem bukan hanya berdampak pada tubuh manusia, tetapi juga pada kendaraan, terutama ban mobil. Suhu tinggi dapat meningkatkan tekanan udara di dalam ban, membuatnya lebih rentan terhadap overheat hingga berisiko pecah saat melaju. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama saat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya.
Ban yang terlalu panas dapat kehilangan elastisitasnya sehingga lebih mudah mengalami keausan atau bahkan meledak secara tiba-tiba. Apalagi jika ban sudah dalam kondisi aus atau tekanan anginnya tidak sesuai. Selain faktor suhu udara, gaya berkendara yang agresif, beban berlebih, serta kondisi jalan yang buruk juga bisa memperparah risiko ini.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, para pengemudi perlu lebih waspada dengan rutin memeriksa tekanan udara pada ban, menghindari perjalanan jauh di tengah terik yang ekstrem tanpa persiapan, serta menggunakan ban berkualitas yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan.
Jangan anggap sepele tanda-tanda ban yang mulai melemah, seperti getaran berlebih atau perubahan pada handling mobil.
Keselamatan di jalan bergantung pada kesiapan kendaraan, termasuk kondisi ban. Cuaca panas memang tak bisa dihindari, tapi risiko ban pecah dapat diminimalkan dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Berikut beberapa langkah penting merawat kondisi ban saat cuaca panas
- Secara berkala memeriksa kondisi ban dan tekanan udara
Tekanan yang sesuai memberikan daya cengkram maskimal dan kontrol berkendara yang baik. Selain itu mengurangi getaran dan kebisingan dari jalan. Pengemudi yang gemar mengurangi tekanan udara wajib berhati-hati. Tekanan ban yang berkurang mengurangi efisiensi bahan bakar dan meningkatkan risiko pecah ban.
Tekanan berlebih juga sama buruknya. Ban bisa kehilangan traksi dan mempercepat keausan atau umur ban. Ada beberapa ukuran tekanan udara yang bisa digunakan sesuai dengan model kendaraan. Mobil MPV di angka 33-36 psi, city car 30-36 psi, sedan 30-33 psi, dan SUV di 35-40 psi.
- Perhatikan teknik berkendara
Pengemudi tidak disarankan melakukan pengereman mendadak dan mengemudi dengan kecepatan tinggi terus menerus dalam waktu lama. Ini untuk mengurangi risiko overheat pada ban. Sempatkan untuk beristirahat secara berkala untuk menurunkan suhu ban setelah bergesekan dengan aspal panas. Istirahat selama 30 menit setelah berkendara empat jam.
- Pastikan merotasi ban secara berkala
Ini untuk membuat semua ban aus secara merata. Rotasi ini memperpanjang umur pakai dan mengurangi biaya perawatan jangka panjang. Rotasi ban ini disarankan setiap 10.000 km sekali. Beberapa tips rotasi ban misal front wheel drive yang mengganti ban depan secara silang. Teknik rear wheel drive menggnti ban belakang pindah ke sisi depan secara silang. All wheel drive, ban depan dan belakang dipindah satu sama lain secara silang.
- Jangan membawa muatan berlebih
Setiap kendaraan memiliki batas beban maksimal yang direkomendasikan pabrikan. Semakin berat beban yang ditanggung ban, semakin besar gesekan ban pada permukaan jalan yang panas. Usahakan beban terdistribusi merata di seluruh ban, alih-alih terpusat pada satu sisi saja untuk menjaga keamanan dan kinerja ban agar optimal.
- Hindari kesalahan aplikasi pada ban
Setiap ban memiliki fungsinya sendiri, misalkan ban untuk jalan aspal tidak seharusnya digunakan di jalan non-aspal. Ini bisa mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban kehilangan cengkeraman. Begitu pula ban tipe M/T yang dirancang untuk offroad, jika digunakan di jalan aspal atau beton akan mengalami keausan lebih cepat.
(berbagai sumber/end)
Komentar