Hype
Beranda » Berita » Tantangan di Industri Seiyu Jepang: Popularitas Media Sosial Mengubah Arah Karier

Tantangan di Industri Seiyu Jepang: Popularitas Media Sosial Mengubah Arah Karier

Foto: Mari Takahasi Seorang Seiyuu atau Pengisi Suara Anime. (Sumber: https://twitter.com/takahashimari15).

JRMEDIA.ID — Industri seiyu (pengisi suara anime ) di Jepang, yang selama ini dikenal dengan prestise dan pesonanya, kini semakin terlihat mirip dengan dunia idol, di mana popularitas di media sosial dapat menjadi kunci kesuksesan. Meskipun banyak calon seiyu yang bekerja keras untuk mengejar impian mereka, kenyataannya tak selalu sesuai harapan.

Hal ini semakin jelas dengan pengakuan dari beberapa seiyu terkenal, seperti Mari Takahashi, yang mengungkapkan betapa pentingnya jumlah pengikut di media sosial dalam dunia audisi seiyu saat ini.

Mari Takahashi, seorang idol sekaligus seiyu, berbagi pengalamannya melalui unggahan di X/Twitter, Maret 2025, menyebutkan bahwa kini jumlah pengikut media sosial menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan dalam audisi. Bahkan, di beberapa audisi, pertanyaan tentang jumlah pengikut ini menjadi hal yang standar.

Takahashi mengungkapkan bahwa meskipun kemampuan suara dan bakat menjadi aspek penting, popularitas online sering kali menentukan peluang seorang seiyu untuk mendapat peran besar.

Film Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Bakal Rilis Resmi di Indonesia pada 15 Agustus 2025

Selain Takahashi, seorang seiyu yang menggunakan nama samaran Michiru juga mengungkapkan pengalaman pahitnya terkait diskriminasi sistemik dan kelelahan yang ia alami dalam industri ini. Dalam wawancara dengan ABEMA News, Michiru mengungkapkan bahwa ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia seiyu karena merasa lebih dihargai berdasarkan jumlah pengikut media sosialnya daripada bakat dan dedikasinya sebagai pengisi suara.

Pengalaman Michiru ini memberikan gambaran bagaimana industri seiyu dapat mengabaikan kualitas dan profesionalisme demi menarik perhatian audiens lewat popularitas virtual.

Tantangan yang dihadapi oleh para seiyu ini mencerminkan perubahan besar dalam cara industri hiburan Jepang memandang popularitas. Dulu, menjadi seorang seiyu berarti memiliki keterampilan suara yang luar biasa dan dedikasi pada profesi tersebut. Namun kini, seiring berkembangnya platform media sosial, audiens lebih fokus pada citra publik dan jumlah pengikut, yang tak jarang menggeser prioritas utama, yaitu bakat.

Fenomena ini menunjukkan bagaimana dunia hiburan, termasuk industri seiyu, bisa lebih mengutamakan aspek popularitas, sering kali melupakan esensi awal dari pekerjaan ini: menjadi pengisi suara yang berbakat dan profesional. Bahkan, bagi mereka yang baru memulai karier di industri ini, tekanan untuk membangun pengikut di media sosial menjadi beban tambahan yang tidak diinginkan, tetapi sulit dihindari jika ingin bertahan dalam kompetisi yang ketat.

Pengalaman yang dibagikan oleh Takahashi dan Michiru mencerminkan tantangan yang tidak hanya mereka hadapi, tetapi juga banyak seiyu lainnya yang berusaha mencari tempat dalam industri ini. Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan reformasi dalam cara industri seiyu menilai para calon pengisi suara. Jika penilaian hanya berfokus pada popularitas di media sosial, maka ini bisa berisiko mengabaikan kualitas dan dedikasi para seiyu yang sebenarnya berbakat tetapi tidak terlalu menonjol di dunia maya.

Anime Kimi to Boku no Saigo no Senjou, Aruiwa Sekai ga Hajimaru Seisen Season II Kembali Tayang pada 10 April 2025

Untuk itu, ada harapan agar industri ini dapat kembali fokus pada penilaian berdasarkan bakat, keterampilan, dan etika kerja seiyu, bukan hanya seberapa banyak pengikut yang mereka miliki. Diperlukan sistem yang lebih adil dan transparan dalam memberikan kesempatan kepada seiyu yang berbakat tanpa harus tergantung pada popularitas di dunia maya.

Jika industri seiyu di Jepang dapat menemukan keseimbangan antara bakat dan media sosial, maka itu akan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi para profesional di dunia suara ini.

(dmr)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
× (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});