Kebiasaan menonton film secara maraton/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
JAKARTA — Kemudahan mengakses tayangan melalui platform digital membuat orang susah berhenti menonton film atau serial drama sehingga terus tergoda menunda dengan ‘beberapa menit lagi’ atau ‘satu episode lagi’. Padahal, kebiasaan menonton secara maraton sampai lupa waktu bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
“Tayangan-tayangan dibuat sedemikian rupa sehingga berakhir dengan keadaan yang membuat penasaran dan penonton tidak ingin menunggu lebih lama untuk memecahkan teka-teki itu, terutama ketika episode berikutnya tersedia dengan mudah, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menonton lebih lanjut,” kata wakil pemimpin bagian psikiatri di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di India, Dr Rajiv Mehta, dikutip dalam siaran Hindustan Times, Jumat (7/2/2025).
Dokter Mehta menyampaikan bahwa menonton tayangan secara maraton memberikan aliran dopamin terus menerus, membuat penonton merasa senang dan memperkuat perilaku tersebut.
“Bagi sebagian orang, menonton secara maraton merupakan metode untuk melepaskan diri dari stres, kebosanan, emosi yang tidak diinginkan, atau melupakan masalah. Terkadang seseorang menonton karena tekanan teman sebaya dan untuk validasi sosial,” jelas Dokter Mehta.
Dokter Mehta menambahkan, kebiasaan menonton secara maraton dapat disamakan dengan kecanduan jangka pendek, yang bisa menghambat kehidupan pribadi, sosial, dan pekerjaan.
Menurut Dokter Mehta, kebiasaan ini bisa memunculkan dampak buruk bagi kesehatan, antara lain karena memicu gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
“Dampaknya bergantung pada durasi, frekuensi, dan intensitas menonton secara maraton. Hal ini dapat berdampak serius pada kesehatan, hubungan, dan pekerjaan,” kata Dokter Mehta menjelaskan. “Begadang dapat memengaruhi pola tidur, dengan konsekuensi lebih lanjut seperti kelelahan, gangguan fungsi kognitif, gangguan suasana hati, kecelakaan, dan kinerja yang buruk.”
Menonton secara maraton menyita sebagian besar waktu, membuat orang kehilangan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyehatkan, seperti berolahraga atau tidur tepat waktu.
Kondisi yang demikian, sambung dokter Mehta dapat memicu obesitas, nyeri sendi, serta risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular. Ia menekankan kebiasaan menonton secara maraton juga bisa berpengaruh pada kehidupan sosial, memicu masalah keluarga dan isolasi sosial.
“Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan merupakan penyebab dan akibat dari kebiasaan menonton berlebihan,” kata Dr Mehta menandaskan.
(ant/dkd)
Komentar