Pengetahuan artificial intelligence (AI)/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
JRMEDIA.ID — Survei Jobstreet menunjukkan sebagian besar perusahaan mulai mempertimbangkan pengetahuan artificial intelligence (AI) dari para pelamar kerja dalam proses rekrutmen. Namun demikian, pengetahuan AI belum menjadi syarat utama.
“Sebanyak 44 persen perusahaan yang disurvei menilai pengetahuan AI penting, tetapi belum jadi hal utama. Tapi karyawan diharapkan untuk melek mengenai AI,” ujar Direktur Penjualan Jobstreet Indonesia Wisnu Dharmawan dalam laporan “Hiring, Compensation, and Benefits 2025” di Jakarta, Rabu (30/4/2025), dikutip dari kompas.com.
Kemudian, sebanyak 28 persen perusahaan menempatkan AI sejajar dengan kualifikasi lain. Sisanya, 28 persen menyebut pengetahuan AI bukan faktor penting dalam rekrutmen.
Wisnu menyarankan pelamar kerja mulai memahami AI. “Karena untuk bisa menggunakan AI dalam membantu pekerjaan, itu menjadi faktor yang critical,” jelasnya.
Jobstreet juga mencatat adopsi AI dalam proses rekrutmen mulai dilakukan. Sebanyak 20 perekrut sudah menggunakan AI sebagai alat bantu saat menjaring kandidat.
Wisnu menjelaskan, sepanjang 2024 perusahaan menilai kemampuan AI pelamar lewat pengenalan diri (53 persen), pertanyaan teknis (46 persen), atau portofolio proyek AI (44 persen). Sebagian kecil perusahaan menilai dari sertifikasi AI (35 persen) atau tugas khusus (26 persen).
“Tren ini mencerminkan kebutuhan akan keseimbangan antara keahlian inti dan literasi digital di era otomatisasi,” cetus Wisnu.
Jenis platform AI yang digunakan pelamar tidak menjadi bagian dari data survei. “Di sini hanya pengetahuan pelamar kerja mengenai AI,” ungkap Wisnu.
Survei ini dilakukan pada September hingga Oktober 2024. Sebanyak 1.273 praktisi rekrutmen dan sumber daya manusia dari berbagai industri dan ukuran perusahaan ikut berpartisipasi.
(kompas/dkd)
Komentar