Hype
Beranda » Berita » Studio Ghibli Desak OpenAI tak Lagi Pakai Karyanya untuk Latih Model AI

Studio Ghibli Desak OpenAI tak Lagi Pakai Karyanya untuk Latih Model AI

Sejumlah karakter perempuan dari Studio Ghibli. (Foto: Studio Ghibli)

JRMEDIA.ID — Asosiasi distribusi konten Jepang yang mewakili sejumlah penerbit besar, termasuk Studio Ghibli, mengirim surat kepada OpenAI. Asosiasi itu meminta perusahaan kecerdasan buatan (AI) tersebut berhenti melatih model AI-nya menggunakan karyanya tanpa izin.

Dilansir dari Tech Crunch pada Selasa (4/11/2025), Studio Ghibli, yang dikenal melalui film animasi seperti “Spirited Away” dan “My Neighbor Totoro”, disebut menjadi salah satu pihak yang paling terdampak oleh teknologi generatif milik OpenAI.

Sejak peluncuran aplikasi pembuat gambar bawaan ChatGPT pada Maret 2025 lalu, banyak pengguna yang memanfaatkan fitur tersebut untuk membuat ulang potret diri atau foto hewan peliharaan dengan gaya khas film-film Ghibli. Bahkan, CEO OpenAI Sam Altman sempat mengubah foto profilnya di platform X menjadi versi bergaya Ghibli.

Kini, seiring semakin luasnya akses publik terhadap aplikasi pembuat video Sora milik OpenAI, Asosiasi Distribusi Konten Luar Negeri Jepang (Content Overseas Distribution Association/CODA) meminta agar OpenAI tidak lagi menggunakan karya anggotanya untuk pelatihan model AI tanpa izin resmi.

Permintaan tersebut muncul di tengah kritik terhadap pendekatan OpenAI yang selama ini dinilai meminta maaf setelahnya, alih-alih meminta izin sebelumnya dalam menggunakan karya milik pemegang hak cipta.

3 Film Anak Bangsa Lolos Seleksi Awal Oscar 2026: Kementerian Kebudayaan Dukung Penuh Film Indonesia di Panggung Dunia

Kebijakan itu dianggap memudahkan pengguna untuk menghasilkan foto dan video yang meniru karakter fiksi atau tokoh publik, termasuk selebritas yang telah meninggal dunia. Keluhan serupa juga pernah disampaikan oleh Nintendo dan pihak keluarga Dr. Martin Luther King Jr., yang khawatir sosoknya dapat disalahgunakan melalui teknologi deepfake di aplikasi Sora.

Hingga saat ini, keputusan untuk menanggapi atau mengabaikan permintaan tersebut sepenuhnya berada di tangan OpenAI. Jika permintaan diabaikan, pihak yang dirugikan dapat menempuh jalur hukum, meski undang-undang hak cipta di Amerika Serikat belum secara jelas mengatur penggunaan materi berhak cipta untuk pelatihan AI.

Sementara itu, sutradara legendaris Studio Ghibli, Hayao Miyazaki, belum memberikan komentar langsung mengenai maraknya interpretasi AI terhadap karya-karyanya. Namun, dalam wawancara pada 2016 ketika diperlihatkan animasi 3D hasil buatan AI, Miyazaki menyatakan rasa muaknya terhadap tren tersebut.

“Saya sama sekali tidak bisa menikmati hal seperti ini. Saya merasa hal ini merupakan penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri,” cetus Miyazaki kala itu.

(antara/***)

AFPI Perkuat Daya Tarik Investasi dan Promosikan Ekosistem Pinjaman Daring Indonesia di Hong Kong FinTech Week 2025

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *