Hype
Beranda » Berita » Representasi Keberagaman Budaya Bangsa dan Inspirasi bagi Sinema Indonesia: Festival Film Indonesia 2025 Resmi Diluncurkan

Representasi Keberagaman Budaya Bangsa dan Inspirasi bagi Sinema Indonesia: Festival Film Indonesia 2025 Resmi Diluncurkan

Festival Film Indonesia (FFI) 2025 resmi diluncurkan pada Selasa, 1 Juli 2025, di Rumah Kaca Melati, Hutan Kota by Plataran, Jakarta. (Foto: Humas Kementerian Kebudayaan)

JRMEDIA.ID — Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (RI) mendukung penuh pelaksanaan Festival Film Indonesia (FFI) 2025 yang resmi diluncurkan pada Selasa, 1 Juli 2025, di Rumah Kaca Melati, Hutan Kota by Plataran, Jakarta. Peluncuran ini menandai dimulainya rangkaian kegiatan FFI 2025 yang mengusung tema “Puspawarna Sinema Indonesia” sebagai wujud perayaan keberagaman yang menjadi kekuatan utama film nasional.

Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya. “Kita berkumpul dalam rangka launching Festival Film Indonesia 2025. Sebuah festival yang sangat penting, festival yang merupakan puncak dari perayaan Film Indonesia,” ujarnya

Menbud Fadli Zon menekankan bahwa tahun ini menjadi momentum istimewa karena bertepatan dengan 70 tahun penyelenggaraan FFI. Menurutnya, sejak dimulai pada tahun 1955, FFI telah menjadi bagian penting dari ekosistem perfilman nasional yang terus berkelanjutan.

Menbud Fadli Zon juga mengapresiasi capaian perfilman Indonesia yang semakin mendapatkan perhatian di kancah internasional. Ia menyebutkan sejumlah partisipasi film Indonesia dalam berbagai festival dunia. “Kita ingin film Indonesia semakin terlihat di dunia internasional. Festival Film Indonesia adalah salah satu wadah penting untuk mendorong lahirnya film-film terbaik karya sineas tanah air,” jelasnya.

Festival Film Indonesia selama ini menjadi barometer perkembangan industri film di Indonesia sekaligus bentuk penghargaan tertinggi bagi karya dan insan film. Tahun ini, FFI diharapkan bukan hanya menjadi ajang penghargaan, tetapi juga sarana konsolidasi ekosistem perfilman untuk meningkatkan daya saing di tingkat global.

Penyanyi Dangdut Senior Hamdan ATT Tutup Usia, Tinggalkan 8 Orang Anak

Dalam kesempatan ini, Ketua Umum Komite FFI 2025–2026, Ario Bayu, menyampaikan optimisme atas perkembangan film nasional. Ia bangga melihat perkembangan perfilman Indonesia dalam setahun terakhir.

“Kita menyaksikan peningkatan kualitas luar biasa, baik dari segi cerita maupun teknis, dan hadirnya keberagaman genre. Kemunculan genre animasi dengan capaian barunya menandai babak menjanjikan bagi industri kita. Saya berharap FFI tahun ini menjadi momen selebrasi sekaligus refleksi bahwa kita sedang berada di jalur yang tepat menuju industri film yang makin kuat, inklusif, dan berdaya saing di kancah global,” jelas Ario Bayu.

Ario Bayu juga menekankan semangat kolaborasi dalam penyelenggaraan tahun ini. FFI tidak hanya menjadi ruang apresiasi, tetapi juga momentum strategis untuk menguatkan sinergi antarlembaga dan asosiasi profesi perfilman. “FFI didukung penuh oleh kolaborasi lintas instansi, baik Kementerian Kebudayaan RI, Badan Perfilman Indonesia, asosiasi profesi, komunitas film, maupun lembaga terkait lainnya, demi ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan,” tambahnya.

Hadir turut memberikan sambutan, Ketua Bidang Penjurian FFI 2025, Budi Irawanto, yang menjelaskan penyempurnaan sistem penjurian yang dilakukan tahun ini. “Esensi sistem penjurian tetap mengkombinasikan penilaian kuantitatif dan kualitatif yang mendudukkan film, baik sebagai produk industri yang populer maupun karya budaya. Penyempurnaan tahun ini dilakukan berdasarkan evaluasi pelaksanaan sebelumnya, hasil FGD dengan pemangku kepentingan pada 2024, serta penyesuaian agar lebih efektif dan adaptif,” ujar dia.

Dalam peluncuran ini juga diperkenalkan struktur Komite FFI 2025–2026 yang terdiri dari Ketua Bidang Penjurian, Budi Irawanto; Ketua Bidang Program, Prilly Latuconsina; Ketua Pengembangan Usaha dan Pemasaran, Ein Halid; Kepala Sekretariat, Aryani Lydia; Ketua Bidang Keuangan, Rahajeng Paramesrani; Humas Penjurian, Michael Ratnadwijanti; dan Ketua Bidang Kreatif, Rangga Djoned.

Sobat, Ini 6 Ciri-Ciri Layanan Pinjaman Online yang Legal, Aman, dan Tepercaya

Dalam sesi tanya jawab, Prilly Latuconsina mengatakan, salah satu program unggulan dari Road to FFI tahun lalu adalah Goes to Campus, yakni kegiatan roadshow ke berbagai kampus di Indonesia. “Kita keliling kampus karena ingin memperkenalkan sejarah Festival Film Indonesia, kegiatannya, dan film-film yang masuk dalam festival ini,” jelasnya.

Prilly menambahkan bahwa antusiasme mahasiswa terhadap film Indonesia sangat besar, bahkan data penonton film Indonesia pun menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Tahun 2025 ini, Prilly mengumumkan bahwa FFI akan tetap melaksanakan tur, tetapi dengan pendekatan yang berbeda. “Kalau tahun lalu kami keliling kampus, tahun ini kami akan berkeliling ke festival-festival lokal di berbagai daerah,” kata dia.

Prilly menegaskan pentingnya film sebagai identitas budaya dan FFI berkomitmen menjadi wadah bagi para pembuat film daerah untuk menunjukkan karya-karya mereka yang kaya akan budaya lokal.

Prilly juga menambahkan bahwa FFI akan berkolaborasi dengan festival lokal dan menghadirkan berbagai program, seperti dialog inspiratif bersama tokoh-tokoh yang telah menorehkan prestasi di FFI. “Kami ingin menginspirasi anak-anak muda agar semakin yakin untuk terjun ke industri film dan membuka jalan bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya,” tegas dia.

Menawarkan Pengalaman Berbeda, Inilah 5 Daya Tarik Australia Barat untuk Bisnis Pariwisata

FFI 2025 resmi membuka pendaftaran karya film dan kritik film mulai 1 Juli hingga 31 Agustus 2025. Seleksi dan penjurian akan berlangsung pada 1 September sampai 31 Oktober 2025.

Pengumuman nominasi direncanakan pada Oktober 2025, sedangkan Malam Anugerah Piala Citra FFI akan digelar pada November 2025.

Dua publik figur, Sheila Dara dan Ringgo Agus Rahman, juga diumumkan sebagai Duta FFI 2025, yang diharapkan mewakili semangat inovasi dan keberagaman sinema Indonesia.

Selain itu, program Road to FFI akan kembali digelar bekerja sama dengan festival dan komunitas film daerah untuk mendekatkan FFI kepada masyarakat.

Acara peluncuran dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Annisa Rengganis; Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan
Industri Kebudayaan, Anindita Kusuma Listya; Staf Khusus Menteri Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual Kementerian Kebudayaan, Putri Woelan Sari Dewi; Direktur Film, Musik, dan Seni, Syaifullah Agam; Komite FFI 2025–2026; perwakilan Badan Perfilman Indonesia; asosiasi profesi perfilman; komunitas film; perwakilan Plataran Indonesia; serta rekan-rekan
media cetak, televisi, dan daring.

Di akhir sambutannya, Menbud Fadli Zon menyampaikan harapannya agar FFI 2025 dapat menjadi representasi keberagaman budaya bangsa dan inspirasi tanpa batas bagi sinema Indonesia.

“Keberagaman adalah bagian tak terpisahkan dari ekspresi budaya bangsa. Semoga dengan tema ‘Puspawarna Sinema Indonesia’ ini, menjadikan FFI sebagai wadah yang merayakan kebhinekaan, menyediakan ruang yang inklusif bagi sineas, serta semakin memperkuat ekosistem perfilman nasional,” tutup Fadli Zon.

(end)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *