News
Beranda » Berita » Penemuan Makam Thutmose II: Misteri Terakhir Dinasti Ke-18 Mesir Kuno yang Terungkap!

Penemuan Makam Thutmose II: Misteri Terakhir Dinasti Ke-18 Mesir Kuno yang Terungkap!

Lembah Para Raja Mesir bagian dari pekuburan besar di sepanjang Sungai Nil yang mencakup Kuil Kamar Mayat Hatshepsut, istri dan saudara tiri Thutmose II. Makam raja juga ditemukan di pekuburan ini, sekitar satu mil sebelah barat Lembah Para Raja. (Sumber: Foto oleh rayints, Shutterstock).

JRMEDIA.ID —Setelah puluhan tahun, para arkeolog akhirnya memasuki kembali sebuah makam kerajaan Mesir kuno—dan disambut oleh hieroglif klasik serta sisa-sisa lukisan langit malam yang menghiasi langit-langit makam, yang dibuat ribuan tahun lalu.

Dikutip dari National Geographic, Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir mengumumkan penemuan luar biasa oleh tim arkeologi gabungan Mesir dan Inggris pada pekan lalu. Temuan ini berpotensi mengubah pemahaman modern tentang Dinasti Ke-18 Mesir Kuno dan menunjukkan bagaimana ilmu Egyptologi telah berkembang dari era kolonial yang penuh sensasi menjadi pendekatan ilmiah yang lebih inklusif dan akurat.

Bagaimana Makam Ini Ditemukan?

Meski bukan penemuan makam kerajaan pertama sejak penemuan makam Tutankhamun tahun 1922, ini adalah penemuan pertama di area sekitar Lembah Para Raja dalam hampir satu abad. Wilayah ini dulunya merupakan pemakaman megah bagi para raja dan bangsawan, terletak di tebing barat Luxor, dekat kota kuno Thebes.

Pada Oktober 2022, para arkeolog menemukan pintu masuk makam saat mengeksplorasi makam lain yang terletak di atasnya. Awalnya, mereka menduga makam itu milik seorang ratu atau anggota keluarga kerajaan kelas menengah. Namun, dua elemen penting mengungkap kebenaran: keberadaan teks pemakaman kerajaan “Amduat” di dinding dan langit-langit berplester biru bertabur bintang kuning—simbol langit malam dalam kepercayaan Mesir kuno.

BPJPH Sebut Produk Nonhalal Kini Bisa Masuk ke Indonesia, Ini Syaratnya

Petunjuk terakhir datang dari pecahan wadah kosmetik berbentuk bebek dari batu alabaster yang memuat nama firaun: Thutmose II.

Siapa Thutmose II?

Thutmose II memerintah antara 1493 hingga 1479 SM, lebih dari satu abad sebelum masa Tutankhamun. Ia dikenal sebagai suami sekaligus saudara tiri dari Hatshepsut, ratu kuat yang kemudian memerintah sebagai firaun selama lebih dari 20 tahun setelah kematiannya.

Meskipun masa pemerintahannya tidak banyak tercatat, Thutmose II melanjutkan ekspansi militer ayahnya ke Nubia dan Suriah. Ia juga dianggap sebagai kandidat dalam berbagai teori tentang firaun yang disebut dalam Kitab Keluaran (Exodus), meskipun tidak ada bukti sejarah yang pasti mendukung klaim tersebut.

Setelah kematiannya, jenazah Thutmose II kemungkinan dipindahkan ke lokasi lain oleh para pendeta untuk melindunginya dari banjir atau perampokan, praktik yang umum pada masa itu. Sisa-sisa jasadnya kemudian ditemukan pada abad ke-19, dan pemeriksaan medis modern menunjukkan ia mungkin meninggal karena gagal jantung.

Mengapa Makam Ini Sangat Penting?

Menurut arkeolog Dr. Piers Litherland dari Universitas Cambridge, makam ini adalah bagian terakhir yang hilang dari teka-teki Dinasti Ke-18. Terletak lebih dari satu mil sebelah barat Lembah Para Raja, makam ini memberi petunjuk penting tentang tata letak kompleks pemakaman kuno dan membuka kemungkinan bahwa makam-makam lain seperti milik Thutmose I dan Amenhotep I juga ada di area ini.

Putusan MK Soal Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal Mulai 2029, Ini Respons Kemendagri

Yang mengejutkan, tidak ada tanda-tanda makam ini pernah dijarah. Biasanya, penjarahan meninggalkan jejak jelas seperti kain pembungkus mumi yang terbuka, pecahan patung shabti, atau barang hilang. Tapi makam Thutmose II tampaknya dipindahkan secara resmi oleh para pendeta, bukan dijarah.

Evolusi Egyptologi dan Teknologi Modern

Penemuan ini juga mencerminkan pergeseran fokus dalam ilmu Egyptologi. Dari kegilaan mencari harta karun pada abad ke-19, kini para ilmuwan lebih tertarik memahami kehidupan sehari-hari rakyat biasa Mesir Kuno. Teknologi modern seperti tomografi sinar-X dan analisis DNA kuno memungkinkan para peneliti untuk “membuka” mumi secara virtual dan mengungkap informasi kesehatan, usia, dan bahkan asal-usul mereka.

Beberapa artefak dari makam Thutmose II sudah dianalisis. Misalnya, sebuah tongkat jalan milik firaun diketahui terbuat dari kayu hitam Afrika (African blackwood), atau “eboni firaun”, yang menunjukkan adanya jaringan perdagangan yang luas dan keterampilan pengerjaan tinggi.

Penutup

Penemuan makam Thutmose II menjadi momen penting dalam dunia arkeologi. Selain memperkaya pemahaman kita tentang Dinasti Ke-18, temuan ini juga mengingatkan bahwa masih banyak rahasia Mesir kuno yang belum terungkap—menunggu untuk ditemukan di bawah pasir sejarah.


(dmr)

Bukan Hipotermia, WN Brasil Juliana yang Terjatuh di Gunung Rinjani Meninggal Akibat Pendarahan di Dada

Komentar

  1. Message- SENDING berkata:

    good

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *