JRMEDIA.ID — Industri motor listrik di Indonesia tengah menghadapi tantangan serius. Penjualan kendaraan roda dua bertenaga baterai tercatat turun hingga 20–40 persen sepanjang semester pertama 2025. Kondisi ini dipicu oleh melemahnya minat konsumen dan ketidakpastian mengenai kelanjutan subsidi pemerintah.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (AISMOLI) menilai insentif yang tidak konsisten membuat masyarakat ragu beralih dari motor konvensional ke motor listrik. Mereka mendorong pemerintah agar segera mengeluarkan kebijakan pendukung, tidak hanya berupa potongan harga, tetapi juga insentif non-fiskal seperti keringanan biaya kepemilikan maupun fasilitas pengisian daya yang lebih luas.
Sementara menunggu kejelasan kebijakan, beberapa produsen memilih bergerak mandiri. Salah satunya dengan menawarkan subsidi internal dan promosi besar-besaran untuk menarik minat pembeli. Di sisi lain, produsen global terus memperluas investasi, salah satunya dengan membangun pabrik baru di Indonesia untuk memperkuat rantai pasok dan mendukung target produksi jangka panjang.
Pabrik berskala besar yang tengah dibangun di Karawang, Jawa Barat, misalnya, ditargetkan mampu memproduksi hingga jutaan unit motor listrik per tahun. Kehadiran fasilitas modern ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor kendaraan listrik ke Asia Tenggara.
Meski tantangan masih besar, pengembangan industri motor listrik dipandang strategis. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, kendaraan listrik juga sejalan dengan upaya pemerintah menekan emisi karbon. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, pasar motor listrik Indonesia diyakini masih memiliki potensi pertumbuhan yang kuat dalam beberapa tahun ke depan.
(R*)
Komentar
My brother suggested I might like this blog He was totally right This post actually made my day You can not imagine simply how much time I had spent for this info Thanks