Puasa Ramadhan/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
JAKARTA — Puasa di Bulan Suci Ramadhan menjadi salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025, 1 Ramadhan 1446 H, yang menjadi hari pertama puasa, diperkirakan jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025.
Namun demikian, awal puasa Ramadhan 2025 akan ditetapkan melalui sidang isbat awal Ramadhan 1446 H. Jadwal pelaksanaan sidang isbat ini telah diumumkan oleh Kementerian Agama (Kemenag RI), yakni pada akhir Februari 2025. Hasil dari sidang ini nantinya akan menjadi acuan resmi untuk menentukan awal puasa Ramadhan 2025 bagi umat Muslim di Indonesia.
Selama bulan Ramadhan, puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan hawa nafsu, tetapi juga menjadi momen untuk melatih pengendalian diri dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan ibadah ini adalah membaca niat puasa Ramadhan.
Tanpa niat, puasa dianggap tidak sah. Lalu, bagaimana tata cara dan bacaan niat puasa yang benar? Simak penjelasannya berikut ini.
Niat Puasa Ramadhan
Ada beberapa bacaan niat puasa yang dapat diucapkan sebagai syarat sah untuk memulai ibadah puasa. Berikut ini adalah bacaan niat puasa Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i fardhi syahri Ramadhâni hâdzihis sanati lillâhi ta’âla.
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.” (Shafira Amalia, ed: Nashih)
Waktu Tepat Membaca Niat Puasa Ramadhan
Niat puasa Ramadhan dianjurkan untuk dibaca setiap malam sebelum memulai ibadah puasa, baik setelah Shalat Isya maupun saat sahur sebelum azan Subuh. Berdasarkan informasi dari NU online, membaca niat di luar waktu tersebut dapat membuat puasa dianggap tidak sah. Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majjah:
“Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.”
Karena itu, jika seseorang melewatkan niat, maka puasanya harus diganti di hari lain di luar bulan Ramadan sebelum tiba Ramadan berikutnya. Dalam melafalkan niat, penting untuk menghadirkan hati yang tulus dan ikhlas di hadapan Allah SWT. Niat ini dapat diucapkan secara lisan ataupun cukup dalam hati.
Untuk membaca niat puasa Ramadan dengan suara lantang merupakan amalan sunnah. Meski demikian, niat juga dapat diucapkan dalam hati sebagai wujud tekad untuk menjalankan ibadah dengan tulus. Yang terpenting, umat Muslim dianjurkan melafalkan niat puasa Ramadan dengan penuh keikhlasan hanya untuk mengharap ridha Allah SWT.
Tata Cara Puasa Ramadhan
Tata cara Ramadhan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tata cara puasa sunnah. Perbedaannya terletak pada hukumnya, di mana puasa Ramadhan bersifat wajib, sehingga jika tidak dilaksanakan, seseorang akan mendapat dosa. Berikut panduan puasa Ramadhan, mengacu pada situs NU online:
- Mengucapkan niat puasa dengan sungguh-sungguh.
- Dianjurkan untuk makan sahur sebelum waktu Subuh.
- Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan perbuatan lainnya.
- Menghindari perbuatan sia-sia serta memperbanyak amal ibadah.
- Segera berbuka saat waktu Magrib tiba.
(ant/end)
Komentar