News
Beranda » Berita » Menteri Kebudayaan Fadli Zon Pertanyakan Situs Gunung Padang pada 6 Ahli: Itu Tempat Apa, Kapan Dibuatnya?

Menteri Kebudayaan Fadli Zon Pertanyakan Situs Gunung Padang pada 6 Ahli: Itu Tempat Apa, Kapan Dibuatnya?

Kementerian Kebudayaan menggelar Diskusi Publik bertema “Melihat Kembali Nilai-nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan” di Graha Gedung A Lantai 3 Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Selasa (11/2/2025). (Foto: Humas Kementerian Kebudayaan)

JAKARTA — Gunung Padang merupakan Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 023/M/2014. Menurut Arkeolog Junus Satrio Atmodjo, Situs Gunung Padang merupakan tinggalan budaya megalitik berupa punden berundak yang tersusun dari batuan kekar kolom berbentuk balok dengan lima teras berundak.

“Situs ini memiliki lima teras yang disusun bertingkat. Bangunan ini digunakan untuk memuja nenek moyang, di mana konsepnya merupakan teras bertingkat,” ujar Junus dalam Diskusi Publik bertema “Melihat Kembali Nilai-nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan” yang digelar Kementerian Kebudayaan di Graha Gedung A Lantai 3 Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Selasa (11/2/2025).

Diskusi diikuti oleh 250-an peserta yang terdiri dari berbagai elemen baik peneliti, akademisi, pemerintah, ikatan profesi, jurnalis, dan komunitas.

Selain itu pada diskusi Situs Gunung Padang juga disampaikan paparan oleh narasumber lainnya, yaitu Dr Taqyuddin, SSi, MHum. Ia memaparkan bagaimana nilai-nilai penting Gunung Padang sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional dapat menjadi suatu stimulan dalam upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya. “Dengan demikian, Gunung Padang dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang sebagai bukti kejayaan peradaban nusantara di masa lampau,” jelas dia.

Pria Kerawang Koleksi 13 Ribu Konten Porno Anak untuk Dijual Lewat Telegram

Setelahnya, Prof Ris Dr Sutikno Bronto, MSc, yang pada kesimpulannya menyampaikan jika Gunung Padang adalah situs arkeologis dan geologis yang unik, tetapi rentan terhadap bencana alam sehingga perlu perhatian khusus dalam pelestariannya.

Pembicara berikutnya Prof Dr Danny Hilman Natawidjaja MSc menyebutkan hasil penelitiannya bahwa semua lapisan batuan kolom di bagian atas bukit Gunung Padang disusun oleh manusia dan tidak ada yang alamiah.

Kemudian pembicara selanjutnya, Dr Lutfi Yondri, menyampaikan jika perlunya penelitian berkelanjutan dilakukan untuk mengungkapkan lebih banyak tentang situs ini dan mengembangkan potensi pariwisata yang dapat mendukung ekonomi lokal dan
melestarikan kebudayaan Indonesia.

Pembicara terakhir, Dr Ali Akbar menyebutkan hasil uji laboratorium dari Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mendukung usia situs yang mencapai ribuan tahun. Menurutnya situs ini memiliki makna spiritual dan historis, yang mengarah pada kemungkinan bahwa Gunung Padang bukan hanya struktur alami tetapi juga dibentuk oleh manusia.

Diskusi yang digelar Kementerian Kebudayaan mencoba untuk memperlihatkan bagaimana nilai-nilai penting Gunung Padang sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional dapat menjadi suatu stimulan dalam upaya Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Cagar Budaya. Diskusi ini juga bertujuan untuk mempublikasikan nilai penting termutakhir berdasarkan penelitian terkini oleh para ahli di Gunung Padang.

Artis Nikita Mirzani Diduga Peras Dokter Sekaligus Pengusaha Skincare Hingga Rp 4 Miliar!

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan, Restu Gunawan dalam laporannya menyampaikan diskusi ini bertujuan untuk mewacanakan upaya keberlanjutan penelitian terhadap Situs Gunung Padang. “Adanya diskusi ini adalah untuk mendiskusikan secara komprehensif terobosan baru bagaimana arah dan kelanjutan Situs Gunung Padang karena ini memerlukan usaha dan kerja sama untuk mewujudkannya”, ucapnya.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penelitian mendalam diharapkan dapat dilanjutkan untuk menggali lebih dalam informasi valid yang ada di situs tersebut. Tidak menutup kemungkinan hal ini dilakukan dengan melibatkan ahli dari luar negeri.

“Kita masih dalam tahap early stage, tahap awal penelitian, tentu kalau kita lakukan riset lebih lanjut terhadap Gunung Padang ini perlu adanya kolaborasi dengan banyak lembaga, pihak dan ahli-ahli diperlukan juga mengundang ahli dari luar untuk melakukan riset megalitik Gunung Padang,” ujar Menteri Fadli.

Menteri Fadli juga menekankan pentingnya forum diskusi antarpara ahli, pemerintah, dan pihak terkait untuk mencari solusi upaya penelitian lebih lanjut sekaligus pelestarian situs tersebut kepada para peserta yang terdiri dari sejumlah kementerian dan juga lembaga masyarakat seperti: Kemenko PMK, Setditjen DPR RI, Kemenpar RI, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Perkumpulan Ahli Arkeologi (IAAI), Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), hingga Komunitas Forum Masyarakat Peduli Gunung Padang dan sejumlah mahasiswa.

“Kalau saya sebagai orang awam sifat keingintahuannya sangat common sense yakni tempat itu apa, dan kapan dibuatnya. Sebenarnya ini yang kita ingin dengar dari 6 narasumber kita. Demikian dari saya sebagai pengantar atas perdebatan dan polemik yang tajam (tentang Situs Gunung Padang), sehingga nantinya menghasilkan sintesa bagi jawaban-jawaban yang ditunggu oleh masyarakat tentang situs Gunung Padang,” kata dia menandaskan sekaligus membuka resmi forum diskusi tersebut.

Ini Arahan Kemendikdasmen untuk Pembelajaran yang Efektif di Bulan Ramadan

(rilis/humas kemenbud)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *