Foto: Poster Game Goddess of Victory: Nikke.
JRMEDIA.ID — Game Goddess of Victory: Nikke yang dikembangkan oleh Shift Up baru-baru ini menggemparkan komunitas pemain dengan merilis teaser kolaborasi dengan Qing Yu Nian, atau yang dikenal juga dengan Joy of Life. Novel yang terkenal karya Mao Ni ini telah diadaptasi menjadi drama TV yang cukup populer.
Kolaborasi ini awalnya dipandang sebagai upaya untuk memperkenalkan elemen budaya China ke dalam dunia Nikke, namun kenyataannya, reaksi para penggemar malah lebih cenderung negatif.
Teaser kolaborasi ini sempat membuat para pemain Nikke antusias, terutama dengan adanya pengenalan terhadap karakter-karakter dari Qing Yu Nian yang terkenal. Seperti yang diketahui, Nikke memang dikenal dengan karakter-karakter prajurit wanita yang memiliki desain dan cerita yang kuat. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkenalkan elemen-elemen baru yang dapat memperkaya pengalaman bermain para pemainnya.
Namun, antusiasme tersebut mulai bergeser ketika rumor beredar bahwa kolaborasi ini akan memperkenalkan karakter pria yang dapat dimainkan.
Untuk game seperti Nikke, yang fokus pada karakter-karakter perempuan sebagai pusat cerita dan gameplay, rumor tersebut langsung memicu reaksi keras dari para penggemar. Dalam dunia Nikke, para pemain mengendalikan para prajurit wanita yang dikenal sebagai Nikke, yang berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidup umat manusia di dunia yang telah porak-poranda akibat serangan mesin.
Kehadiran karakter pria dalam game yang sebelumnya hanya menampilkan karakter wanita dianggap oleh sebagian besar fans sebagai hal yang bisa “mengganggu” identitas utama game tersebut. Para pemain merasa bahwa elemen femininitas yang kuat, baik dalam desain karakter maupun dalam alur cerita, menjadi daya tarik utama dari Nikke. Pengalihan fokus atau penambahan karakter pria justru dianggap dapat merusak inti dari pengalaman bermain yang telah dibangun dengan sangat baik selama ini.
Salah satu alasan mengapa para penggemar merasa keberatan dengan penambahan karakter pria adalah karena Nikke bukan sekadar game tembak-tembakan biasa. Game ini memiliki elemen cerita yang kuat, di mana karakter-karakter perempuan Nikke yang memiliki latar belakang dan kepribadian yang mendalam berperan sangat penting dalam alur cerita. Penggemar merasa bahwa memasukkan karakter pria dapat merusak kedalaman cerita yang telah ada dan mengurangi daya tarik game itu sendiri.
Banyak pemain yang menyatakan bahwa mereka lebih menikmati permainan ini karena adanya keseimbangan antara estetika, cerita, dan gameplay yang mengedepankan tokoh-tokoh wanita yang kuat dan mandiri. Penambahan karakter pria, meskipun mungkin menarik bagi sebagian orang, bisa menciptakan ketidakseimbangan dan mengubah konsep yang telah diterima oleh komunitas penggemar.
Sementara kolaborasi Goddess of Victory: Nikke dengan Qing Yu Nian awalnya direncanakan untuk memperkenalkan unsur-unsur budaya baru yang segar, reaksi negatif dari komunitas pemain terkait dengan rumor penambahan karakter pria menunjukkan betapa pentingnya bagi pengembang untuk tetap mempertahankan identitas dan konsep inti dari game tersebut. Sebagai game yang berfokus pada karakter-karakter perempuan yang kuat, perubahan besar dalam komposisi karakter bisa berisiko mengalienasi basis penggemarnya.
Dengan begitu, penting bagi Shift Up untuk mendengarkan masukan dari para pemain dan mempertimbangkan dampak dari keputusan-keputusan yang akan diambil terkait kolaborasi ini.
(dmr)
Komentar