Hype
Beranda » Berita » Demam Anime dan Manga di Tiongkok: Tren Menjanjikan dengan Tantangan Tersendiri

Demam Anime dan Manga di Tiongkok: Tren Menjanjikan dengan Tantangan Tersendiri

Kota Terlarang Tiongkok dilihat dari Bukit Jingshan. (Foto: Wikipedia).

JRMEDIA.ID — Industri anime dan manga di Tiongkok kini mencapai titik puncak, dengan lebih dari 500 juta penggemar yang semakin membentuk tren besar di negara tersebut. Dilansir dari akun Instagram @Seputarotaku, Sabtu (1/3/2025), fenomena ini telah mendorong pertumbuhan pesat dalam berbagai sektor terkait, mulai dari event cosplay yang semakin meriah hingga penjualan merchandise yang laris manis.

Perusahaan-perusahaan Jepang yang bergerak di industri anime dan manga mulai memanfaatkan peluang besar di pasar Tiongkok. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan membuka toko flagship di pusat-pusat kota besar.

Sebagai contoh, pada tahun 2023, Animate, salah satu perusahaan retail anime terbesar di Jepang, membuka toko flagship mereka di Shanghai. Toko ini langsung dipenuhi pengunjung, mencerminkan betapa tingginya minat terhadap budaya pop Jepang di Tiongkok. Tak hanya di Shanghai, Animate juga baru-baru ini membuka toko kelima mereka di Chengdu, Sichuan, menandakan semakin kuatnya posisi mereka di pasar Tiongkok.

Namun, meski industri anime dan manga terus berkembang pesat, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah regulasi pemerintah Tiongkok yang sempat menimbulkan kebingungan, terutama terkait dengan larangan pakaian yang dianggap “tidak sesuai dengan budaya China.” Ini termasuk kimono tradisional Jepang dan kostum cosplay tertentu yang sering dikenakan dalam event-event anime. Kebijakan ini memunculkan kekhawatiran di kalangan penggemar, karena bisa saja membatasi ekspresi budaya yang telah menjadi bagian dari tren global.

Film Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba Infinity Bakal Rilis Resmi di Indonesia pada 15 Agustus 2025

Selain itu, masalah lain yang turut mengganggu pasar anime di Tiongkok adalah maraknya produk merchandise bajakan. Banyak penggemar yang merasa kecewa dengan beredarnya barang-barang palsu yang tidak hanya merugikan industri, tetapi juga membuat pengalaman membeli merchandise anime menjadi kurang memuaskan. Meskipun telah ada upaya dari berbagai pihak untuk memberantas peredaran barang bajakan, tantangan ini tetap menjadi salah satu isu besar di pasar Tiongkok.

Secara keseluruhan, meskipun ada tantangan, demam anime dan manga di Tiongkok tetap menunjukkan angka yang luar biasa. Pasar yang besar ini memberikan peluang besar bagi industri anime, terutama bagi perusahaan-perusahaan Jepang yang semakin mengembangkan kehadirannya di Tiongkok. Namun, regulasi pemerintah dan masalah barang bajakan tetap menjadi perhatian yang perlu ditangani dengan hati-hati agar industri ini terus berkembang dengan sehat dan berkelanjutan.

(dmr)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
× (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});