Anime Kimi no Nawa. (Foto: tangkapan layar)
JAKARTA — Kimi no Nawa adalah sebuah film anime Jepang produksi tahun 2016 bergenre fantasi yang ditulis dan disutradarai oleh Makoto Shinkai dan diproduksi oleh CoMix Wave Films. Perancangan tokoh film ini dikerjakan oleh Masayoshi Tanaka, dan penciptaan musik dibuat oleh band rock asal Jepang Radwimps.
Film ini dibuat berdasarkan novel karya Makoto Shinkai berjudul sama yang dirilis sebulan sebelum pemutaran perdananya tentang seorang siswi di pedesaan Jepang dan seorang siswa di Tokyo yang saling bertukar tubuh. Film dibintangi oleh Ryunosuke Kamiki, Mone Kamishiraishi, Masami Nagasawa dan Etsuko Ichihara.
Kimi no Nawa menceritakan tentang Mitsuha Miyamizu, seorang siswi sekolah menengah atas yang tinggal di desa fiktif bernama Itomori di daerah pegunungan Hida Prefektur Gifu, mulai bosan dengan kehidupannya di pedesaan tempat dia lahir dan berharap dapat terlahir menjadi pemuda tampan yang hidup di Tokyo pada kehidupan selanjutnya. Kemudian, Taki Tachibana, seorang siswa sekolah menengah atas yang tinggal di Tokyo, terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa dirinya adalah Mitsuha, yang entah bagaimana bisa masuk ke dalam tubuh Taki.
Taki dan Mitsuha menyadari bahwa mereka berdua saling memasuki tubuh satu sama lain. Mereka mulai berkomunikasi satu sama lain dengan saling meninggalkan catatan di kertas maupun melalui memo di ponsel mereka. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka semakin terbiasa dengan pertukaran tubuh ini serta mulai mencampuri kehidupan satu sama lain.
Beberapa bulan setelah perilisan film anime Kimi no Nawa 2016 lalu di Amerika Utara, kabar mengejutkan datang ketika perusahaan produksi Bad Robot yang dimiliki oleh J.J. Abrams mengumumkan rencananya untuk mengadaptasi film tersebut ke dalam format live-action. Kolaborasi ini dilakukan dengan Toho, studio asal Jepang yang memproduksi film animasi aslinya.
Namun, yang menarik perhatian adalah bagaimana proyek ini akan berfokus pada sudut pandang yang lebih Barat, menyentuh budaya dan perspektif yang berbeda dari versi aslinya.
Awalnya, sutradara Marc Webb, yang dikenal dengan karyanya dalam The Amazing Spider-Man, ditunjuk untuk mengambil alih proyek ambisius ini. Namun, setelah beberapa waktu, Lee Isaac Chung, sutradara yang baru saja meraih kesuksesan besar berkat film Minari, menggantikan posisi Webb. Sayangnya, meskipun Chung memiliki visi yang besar, dia akhirnya mundur dari proyek ini.
Chung mengungkapkan bahwa meskipun telah berusaha keras, ia merasa kesulitan dalam mengadaptasi film tersebut dengan cara yang benar. Dalam sebuah pernyataan, ia mengungkapkan bahwa naskah yang telah ia kerjakan dianggap tidak layak untuk diproduksi. Ia juga menambahkan tantangan utama yang dihadapi adalah mengadaptasi sebuah film animasi Jepang untuk pasar Amerika, yang memiliki dinamika budaya yang sangat berbeda.
“Selama pandemi, saya mengerjakan naskah itu selama berbulan-bulan hingga menyadari bahwa hasilnya tidak bisa saya rekam. Saya sangat mencintai pekerjaan ini, termasuk film animasi, tapi kesulitannya terletak pada mengadaptasi film animasi Jepang untuk pasar Amerika, seperti yang ditugaskan oleh Toho. Itu adalah tantangan yang sangat sulit,” ujar Lee Isaac Chung belum lama ini.
Meskipun Lee Isaac Chung mundur, proyek ini masih belum berakhir. Pada 2022, adaptasi live-action Your Name masih dalam tahap pengembangan. Nama Carlos Lopez Estrada, sutradara di balik Raya and the Last Dragon, mulai muncul sebagai kandidat potensial untuk melanjutkan proyek ini. Namun, hingga saat ini, tidak ada kabar terbaru tentang perkembangan lebih lanjut.
Meskipun berbagai perubahan dalam hal sutradara, J.J. Abrams dan Bad Robot tetap berkomitmen untuk melihat proyek ini menjadi kenyataan. Adaptasi live-action Your Name masih menjadi sebuah proyek yang dinantikan banyak penggemar, meskipun tantangan besar dalam menerjemahkan nuansa budaya Jepang ke dalam konteks yang lebih global terus menjadi halangan.
Hingga 2025 ini, adaptasi live-action Kimi no Nawa tetap menjadi proyek yang penuh dengan tantangan, baik dari segi pengembangan naskah maupun penyesuaian dengan budaya yang lebih luas. Dengan berbagai perubahan dalam tim produksi dan sutradara, belum jelas bagaimana film ini akan terwujud di layar lebar.
Namun, harapan besar tetap ada, dan penggemar film animasi ini tentu berharap adaptasi tersebut akan tetap mempertahankan esensi dari karya aslinya, sambil memperkenalkan kisah yang penuh emosi dan keindahan ini kepada audiens global.
(dmr)
Komentar