Lemak perut/ilustrasi. (Foto: Pixabay)
JAKARTA — Selama ini lemak perut dianggap sebagai indikator kesehatan jangka panjang yang buruk dan meningkatkan risiko kondisi seperti diabetes dan penyakit hati berlemak. Namun, bisakah lemak perut memberikan manfaat perlindungan?
Dilansir dari Medical Daily, Kamis (27/2/2025), para peneliti dari Universitas Toho, Jepang, menyatakan lemak perut dapat bermanfaat bagi kesehatan otak, tetapi tergantung pada usia orang tersebut. Temuan ini semakin menyoroti keterkaitan sistem tubuh manusia. Bahkan perubahan kecil pada lemak perut dapat berdampak langsung pada kesehatan otak.
Para peneliti melakukan studi pada tikus untuk memeriksa dampak lemak visceral pada kesehatan otak di berbagai tahap penuaan. Peneliti menganalisis tikus pada usia 5, 10, dan 18 bulan, yang secara kasar setara dengan usia manusia dewasa muda, paruh baya, dan usia tua.
Dengan membandingkan kelompok usia ini, peneliti bertujuan untuk memahami bagaimana perubahan fungsi lemak visceral dari waktu ke waktu dapat memengaruhi kesehatan kognitif dan protein yang berhubungan dengan otak.
Temuan yang dipublikasikan di GeroScience, ini mengungkapkan bahwa lemak yang mengelilingi organ dalam menghasilkan CX3CL1, protein yang memainkan peran penting dalam menjaga faktor neurotropik yang berasal dari otak (BDNF). BDNF adalah protein penting untuk mendukung kesehatan otak. Lemak perut mengatur kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan pemeliharaan neuron, memastikan komunikasi yang tepat antara sel-sel otak.
Namun seiring bertambahnya usia, kemampuan lemak perut untuk memproduksi CX3CL1 menurun karena berkurangnya kadar enzim pengatur hormon (11β-HSD1). Hal ini menurunkan kadar BDNF di otak, yang berkontribusi terhadap penurunan kognitif.
Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa meskipun lemak perut dapat mendukung kesehatan otak di awal kehidupan, efek perlindungan ini berkurang seiring bertambahnya usia.
Ketika para peneliti menyuntikkan dosis tambahan CX3CL1 ke tikus tua, fungsi otak mereka menunjukkan peningkatan yang nyata, dan ketika para ilmuwan secara artifisial mengurangi kadar CX3CL1 pada tikus muda, kadar BDNF mereka juga turun.
Hal ini menunjukkan bahwa CX3CL1 sangat penting untuk mempertahankan kemampuan otak dalam mendukung pertumbuhan dan fungsi neuron di segala usia.
Namun demikian, para peneliti tidak menyarankan bahwa penambahan lemak perut merupakan solusi untuk kesehatan otak. Sebelum mempertimbangkan untuk menambah lemak, penting untuk dicatat para peneliti memperingatkan perlunya keseimbangan.
Meskipun sedikit lemak perut mungkin memiliki efek perlindungan otak, lemak perut yang berlebihan dapat menyebabkan risiko kesehatan yang serius, termasuk gangguan metabolisme dan peradangan. Untuk meningkatkan kesehatan otak, penting untuk mempertahankan gaya hidup sehat dengan diet seimbang, olahraga, dan tidur yang cukup.
(ant/end)
Komentar