Academia
Beranda » Berita » Perkuat Kompetensi Guru di Era Teknologi: Kemendikdasmen RI Gelar Bimtek Digitalisasi Pembelajaran

Perkuat Kompetensi Guru di Era Teknologi: Kemendikdasmen RI Gelar Bimtek Digitalisasi Pembelajaran

Kemendikdasmen menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Pembelajaran SMA Tahun 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dan membekali guru agar menjadi agen perubahan dalam penerapan teknologi pendidikan di sekolah. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, di Tangerang, Senin (20/10/2025). (Foto: BKHM Setjen Kemendikdasmen)

JRMEDIA.ID — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI terus memperkuat langkah percepatan transformasi pendidikan melalui program Digitalisasi Pembelajaran. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemendikdasmen menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Pembelajaran SMA Tahun 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dan membekali guru agar menjadi agen perubahan dalam penerapan teknologi pendidikan di sekolah.
 
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, di Tangerang, Senin (20/10/2025). Dalam sambutannya, Wamen Fajar menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi, khususnya Interactive Flat Panel (IFP), harus memberikan dampak nyata terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
 
“Melalui Bimtek ini, kami ingin memastikan para guru memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk memanfaatkan Interactive Flat Panel secara maksimal. Jika dikelola dengan baik, teknologi ini akan mendatangkan banyak kemudahan dalam proses pembelajaran,” ujar Wamen Fajar.
 
Lebih lanjut, Wamen Fajar menekankan bahwa teknologi merupakan sarana pendukung dalam proses belajar mengajar, sementara guru tetap berperan sebagai penggerak utama. “Fungsi bapak dan ibu guru dalam pembelajaran digital adalah membangun sisi kemanusiaan, empati, dan kesadaran anak-anak kita. Itulah peran kunci kita semua di lembaga pendidikan,” tegasnya.
 
Menurut Wamen Fajar, pemanfaatan IFP dapat membantu siswa memahami konsep secara lebih mendalam, “IFP adalah alat yang bisa menjembatani anak-anak kita menghubungkan antara konsep dengan realitas, karena sifatnya interaktif.”
 
Selain itu, digitalisasi pembelajaran juga diharapkan mampu memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antarwilayah di Indonesia. “Pemerintah sangat ingin sekali mengurangi kesenjangan mutu antar wilayah, antar profesi, antar kota dan salah satu caranya dengan digitalisasi pembelajaran,” pungkasnya.
 
Sementara itu, Direktur SMA Kemendikdasmen, Winner Jihad Akbar, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 tentang Percepatan Digitalisasi Pembelajaran. “Digitalisasi bukan hanya sekadar penyediaan perangkat keras, tetapi juga perubahan cara berpikir dan cara mengajar agar sesuai dengan kebutuhan generasi masa kini,” ujarnya.
 
Bimtek Digitalisasi Pembelajaran SMA Tahun 2025 gelombang keempat ini diikuti oleh 248 peserta yang terdiri dari guru, perwakilan dinas pendidikan provinsi, serta perwakilan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP). Peserta berasal dari enam provinsi, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
 
Selama kegiatan yang berlangsung pada 9 Oktober sampai 22 Oktober 2025, peserta menerima berbagai materi, seperti kebijakan digitalisasi pembelajaran, pengenalan kecerdasan artifisial, tata cara pelaporan bantuan perangkat, serta eksplorasi penggunaan IFP dalam kegiatan belajar mengajar.
 
“Kami berharap guru peserta Bimtek menjadi agen perubahan digitalisasi pembelajaran, bukan hanya terampil menggunakan IFP, tetapi juga kreatif mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran yang interaktif, inovatif, dan menyenangkan,” tutup Winner.
 
Sebagai bagian dari program prioritas Kemendikdasmen, kegiatan Bimtek ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Dengan semakin banyaknya guru yang siap menghadapi era digital, diharapkan mutu pembelajaran dan daya saing sumber daya manusia Indonesia akan terus meningkat.

(***)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *