JRMEDIA.ID — Setelah SPBU Shell di Indonesia dipastikan hengkang pada 2026 mendatang, Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar mengungkapkan SPBU Vivo dan BP juga batal membeli base fuel bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina karena ada kandungan etanol.
“Vivo membatalkan untuk melanjutkan setelah setuju membeli 40 ribu barel base fuel, akhirnya tidak disepakati lagi,” ujar Achmad dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu (1/10/2025), dikutip dari Antara.
Padahal, sebelumnya PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) telah sepakat menyerap 40 ribu barel BBM dari 100 ribu barel yang diimpor oleh Pertamina.
Achmad menjelaskan bahwa mundurnya Vivo disebabkan oleh temuan etanol sekitar 3,5 persen pada hasil uji lab base fuel yang diimpor oleh Pertamina.
Apabila mengacu kepada regulasi, lanjut Achmad, kandungan etanol tersebut masih diperkenankan. Ia menyampaikan bahwa ambang batas kandungan etanol yang diperkenankan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah di bawah 20 persen. “Ini kandungan etanol yang membuat teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian base fuel karena ada konten etanol tersebut,” ucapnya.
Tidak hanya Vivo, BP-AKR pun membatalkan kesepakatan untuk membeli BBM dari Pertamina. Batalnya kedua SPBU swasta membeli base fuel yang sudah diimpor oleh Pertamina menandakan tahap negosiasi antarbisnis (business to business/B2B) kembali ke titik awal, dan 100 ribu barel yang sudah diimpor oleh Pertamina tidak diserap oleh SPBU swasta.
Namun demikian, Achmad optimistis SPBU swasta mau bernegosiasi dengan Pertamina untuk kargo selanjutnya yang akan tiba pekan ini. “Tetapi teman-teman SPBU swasta berkenan, jika nanti pada kargo selanjutnya, siap bernegosiasi. Ini bukan masalah di kualitas, masalah di konten,” kilah dia.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan SPBU swasta Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil menyetujui untuk membeli stok BBM tambahan dengan skema impor melalui Pertamina.
Langkah tersebut untuk mengatasi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta, seperti Shell dan BP, yang telah terjadi sejak Agustus 2025.
Menurut Bahlil, dari kesepakatan tersebut, SPBU swasta mengajukan beberapa syarat dalam skema impor tambahan BBM lewat kolaborasi dengan Pertamina, yaitu BBM yang dibeli merupakan BBM murni (base fuel) yang nantinya akan dilakukan pencampuran di tangki SPBU masing-masing. Akan tetapi, hingga saat ini, belum ada SPBU swasta yang membeli base fuel dari Pertamina.
(ant/end)
Komentar