JRMEDIA.ID — Pembelajaran Mendalam (PM) merupakan pendekatan yang dirancang untuk menjawab tantangan serta kebutuhan pembelajaran abad ke-21. Pendekatan ini memberikan ruang luas bagi guru untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis sehingga peserta didik dapat mencapai pemahaman yang bermakna serta berkelanjutan.
Penerapan Pembelajaran Mendalam (deep learning) pada setiap jenjang pendidikan memerlukan dukungan ekosistem pembelajaran yang kondusif serta kemitraan yang luas dan bermakna. Dalam rangka mendukung hal tersebut, Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG) Kemendikdasmen menyelenggarakan Lokakarya Pembelajaran Mendalam bagi organisasi pendidikan regional II di Denpasar, Bali, pada 24-26 September 2025.
Kegiatan dibuka oleh Direktur Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (PAUD PNF), Suparto; serta dihadiri oleh Kepala Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Bali, I Wayan Surata; dan Bambang Suryadi selaku Tim Pengembang Pembelajaran Mendalam sebagai narasumber utama.
Dalam sambutannya, Direktur PAUD PNF, Suparto, menegaskan bahwa penerapan Pembelajaran Mendalam menjadi salah satu prioritas Kemendikdasmen untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan nasional.
“Pembelajaran Mendalam diharapkan menjadi pendekatan yang dapat membantu kita sebagai guru pendidik dalam memahami aspek kognitif, emosional, dan sosial peserta didik. Selain itu, pendekatan ini juga mendorong kemampuan menghargai keunikan individu, serta menjadi dasar membangun hubungan yang lebih positif dan produktif antara guru dan peserta didik,” ujar Suparto.
Menurut Suparto, melalui lokakarya ini, Kemendikdasmen mendorong para pendidik dan pengelola pendidikan agar tidak hanya merancang strategi pembelajaran yang menekankan transfer pengetahuan, tetapi juga membangun karakter kolaboratif dan kemampuan problem solving peserta didik. “Hal ini penting untuk mempersiapkan generasi penerus yang tangguh menghadapi tantangan global,” tambah Suparto.
Lokakarya Pembelajaran Mendalam bagi pimpinan organisasi pendidikan tersebut diikuti oleh 77 organisasi. Dalam pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi dua wilayah: regional I di Surabaya dan regional II di Kabupaten Badung, Bali. Lokakarya ini merupakan bentuk implementasi program peningkatan kompetensi tenaga pendidik yang dilaksanakan secara berkelanjutan oleh Kemendikdasmen.
Lebih lanjut, Tim Pengembang Pembelajaran Mendalam, Bambang Suryadi, menjelaskan bahwa Lokakarya PM dirancang dengan pendekatan participatory learning, yaitu pembelajaran yang aktif, interaktif, dan penuh keterlibatan. Ia mengungkapkan bahwa peserta menunjukkan sikap aktif, antusias, partisipatif, dan penuh rasa ingin tahu sehingga learning community tercipta secara alami melalui berbagi praktik baik yang telah diterapkan di sekolah masing-masing.
Selain itu, Bambang juga berharap hasil kegiatan ini dapat diadopsi dan direplikasi oleh organisasi profesi pendidikan, sehingga mempercepat transformasi pendidikan menuju sistem pembelajaran yang inovatif, inklusif, dan berpusat pada peserta didik. “Saya yakin setiap langkah kecil menuju Pembelajaran Mendalam adalah investasi besar bagi masa depan bangsa,” tegas dia.
Apresiasi juga datang dari salah satu pimpinan organisasi peserta, Eni Koswati dari Forum Guru IPS seluruh Indonesia (FOGIPSI) yang menyampaikan kegembiraannya dapat mengikuti kegiatan ini.
“Acara ini sangat luar biasa. Semoga ke depan ada lebih banyak pelatihan serupa. Lokakarya ini menarik karena menerapkan pembelajaran mendalam dengan cara yang joyful, mindful, dan meaningful. Peserta bisa berbagi inspirasi, pendapat, dan masukan yang bermanfaat. Bagi saya, ini sangat bagus, apalagi dengan adanya role model yang luar biasa,” ungkap Eni.
Hal senada diutarakan Ketua Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), Endang Zenal.
“Materi yang disampaikan sangat relevan dengan kebutuhan kami di lapangan. Kami mendapatkan banyak inspirasi untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Kesempatan bertukar pengalaman dengan peserta dari daerah lain juga sangat bermanfaat. Kami akan mereplikasi lokakarya PM dengan metode Participatory Learning ini kepada anggota AGPAII,” cetus Endang.
Melalui lokakarya tersebut, peserta diharapkan mampu mengadopsi dan mereplikasi pendekatan Pembelajaran Mendalam di masing-masing satuan pendidikan sehingga transformasi menuju pembelajaran inovatif, inklusif, dan berpusat pada peserta didik dapat semakin cepat terwujud.
Sebagai bentuk partisipasi semesta, Kemendikdasmen berkomitmen melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk terus mendukung upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Kolaborasi lintas sektor diharapkan memperkuat langkah mencetak generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global.
(***)
Komentar