JRMEDIA.ID — Anime adaptasi terbaru karya The Answer Studio ini membawa kembali kisah legendaris Anne Shirley, tokoh utama novel klasik Anne of Green Gables karya Lucy Maud Montgomery, kepada audiens masa kini. Meski cerita ini telah lama dikenal dan dicintai oleh banyak generasi pembaca, adaptasi anime terbaru ini menjadi kesempatan segar bagi penggemar anime untuk merasakan petualangan Anne dalam bentuk baru yang penuh warna dan jiwa.
Dilansir dari Anime News Network oleh Isaiah Colbert pada 13 Agustus 2025: Anne Shirley adalah seorang yatim piatu berumur 11 tahun dengan rambut merah dan imajinasi yang luar biasa. Cerita mengikuti perjalanan Anne yang diadopsi secara tidak sengaja oleh keluarga yang mengira akan menerima seorang anak laki-laki untuk membantu pekerjaan di ladang. Meskipun mengalami banyak tantangan, Anne mempertahankan rasa ingin tahu dan pandangan hidup yang optimis, serta berhasil menyentuh hati semua orang yang ditemuinya.
Untuk merayakan peluncuran anime ini, produser Yoshiko Nakayama dan pemeran suara Anne, Honoka Inoue, hadir dalam sebuah panel di Anime Central 2025, memberikan wawasan mendalam tentang proses produksi dan tantangan menghidupkan cerita klasik ini dalam format anime.
Dalam wawancara eksklusif dengan Anime News Network, Nakayama dan Inoue membahas daya tarik abadi Anne of Green Gables, serta bagaimana mereka berhasil mengadaptasi tiga volume pertama novel ke dalam sebuah anime yang menarik bagi generasi muda saat ini.
(dmr)
Nakayama, yang sudah menjadi penggemar cerita Anne sejak masa sekolah, mengungkapkan ketertarikannya pada kisah yang lebih banyak bercerita tentang momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari daripada perubahan besar. Ia tertarik pada bagaimana Anne menggunakan imajinasi hidupnya untuk menghadapi kesulitan tanpa lari dari tantangan. “Keberanian dan kemampuan Anne untuk menghargai hal-hal kecil dalam hidup adalah inti dari cerita ini yang ingin kami bawa ke layar,” kata Nakayama.
Dalam mengadaptasi cerita agar tetap menarik bagi penonton modern, mereka menyesuaikan pacing agar tidak membosankan dan membuat penonton penasaran untuk menonton episode berikutnya. Bahkan judul setiap episode diambil langsung dari kutipan novel.
Honoka Inoue, pemeran suara Anne, menjelaskan bahwa mayoritas animasi sudah selesai sebelum sesi rekaman dimulai, sehingga ia dapat menyesuaikan pengisi suara dengan ekspresi dan gerak-gerik Anne yang sudah ada. Inoue menganggap Anne sebagai sosok yang unik dan berbeda dari orang-orang di sekitarnya, hal yang menjadi daya tarik karakternya.
Salah satu tantangan terbesar Inoue adalah menyinkronkan suara dengan gerakan mulut Anne yang sudah dianimasikan, sesuatu yang jarang ia alami sebelumnya. Namun, ia sangat menikmati menyuarakan kalimat-kalimat indah Anne yang penuh makna.
Inoue paling menyukai kalimat Anne tentang keindahan dunia dan rasa kagumnya terhadap penemuan baru. Nakayama sendiri sangat menantikan adegan saat Anne tumbuh dewasa dan menjalani kehidupan asrama di universitas, sebuah pengalaman yang kini makin umum di Jepang dan menjadi potret kehidupan sehari-hari yang menarik untuk diangkat dalam anime.
Keduanya sepakat bahwa kekuatan kisah Anne terletak pada sosok yatim piatu yang dengan imajinasinya mampu mengubah situasi sulit menjadi hal-hal yang membawa kebahagiaan dan diterima oleh lingkungan sekitar. Anne bukan sosok yang mudah dipengaruhi dan memiliki cara unik dalam menghadapi segala hal, itulah yang membuatnya dicintai oleh pembaca dan penonton dari berbagai generasi.
Nakayama berharap anime ini bisa menyampaikan pesan bahwa dalam kehidupan, kekuatan dan imajinasi adalah hal yang mampu mendorong seseorang untuk terus maju dan memberi semangat bagi banyak orang. Inoue pun menguatkan, bahwa Anne adalah karakter yang mendorong setiap orang untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan terus berjuang.
Adaptasi anime Anne Shirley ini bukan hanya penghormatan pada karya klasik, tapi juga jembatan penghubung yang menghidupkan kembali kisah penuh inspirasi untuk generasi baru, menjadikan Anne sebagai ikon kekuatan, imajinasi, dan semangat yang abadi.
Komentar