News
Beranda » Berita » Museum Budaya Kota Pariaman, Museum Pertama di Pariaman Sumbar Diresmikan

Museum Budaya Kota Pariaman, Museum Pertama di Pariaman Sumbar Diresmikan

Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon, meresmikan Rumah Budaya Tabuik Pasa sebagai Museum Budaya Kota Pariaman yang menjadi museum pertama di Kota Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar), Minggu (6/7/2025). (Foto: Humas Kementerian Kebudayaan)

JRMEDIA.ID — Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon, meresmikan Rumah Budaya Tabuik Pasa sebagai Museum Budaya Kota Pariaman yang menjadi museum pertama di Kota Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar). Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menbud di teras utama museum, sebagai simbol komitmen pemerintah dalam mendukung pelestarian warisan budaya tabuik dan budaya Pariaman secara umum.

Mengawali sambutannya, Menbud Fadli Zon menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sumbar dan Pemerintah Kota Pariaman yang telah menginisiasi Rumah Budaya Tabuik Pasa sebagai Museum Budaya Kota Pariaman.

“Kita sangat mengapresiasi atas apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kota yang telah menjadikan tempat ini sebagai museum. Museum memang bukan tempat akhir, namun justru pusat edukasi, literasi, narasi, bahkan art space,” ujar Menbud Fadli Zon.

Lebih lanjut, Menbud juga menyasar dukungan Kementerian Kebudayaan terkait revitalisasi museum. “Museum ini harus kita upgrade, baik tata pamer, koleksi, artefak, linimasa, dan berbagai macam informasi di dalamnya agar dapat bermanfaat bagi para pengunjung.”

Menbud menambahkan, revitalisasi akan berdampak pada grade sebuah museum. Kementerian Kebudayaan melakukan grading standarisasi museum untuk menentukan angka bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK). Misalnya, bagi museum dengan grade A maka DAK yang bisa diberikan sebesar Rp 2 miliar, grade B senilai Rp 1,5 miliar, dan grade C sejumlah Rp 1 miliar.

Program Pertanian Mangga Mandiri Inisiatif IT Balongan Raih Communitas Awards 2025 dari Amerika Serikat

Museum yang berlokasi di Jalan Syech Burhanuddin No.32 Kota Pariaman ini, berbentuk rumah panggung kayu mengikuti gaya tradisional arsitektur masyarakat pesisir Pariaman. Pada tanggal 1-10 Muharram, rumah ini dipergunakan untuk membuat tabuik, representasi burak yang membawa jasad Husein bin Ali, cucu dari Nabi Muhammad SAW, terbang ke angkasa.

Menbud Fadli menggarisbawahi tabuik sebagai Warisan Budaya Takbenda yang penting. Tabuik tak hanya menjadi sebuah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan dan sejarah, tetapi juga menjadi ruang ekspresi kolektif, memperkuat identitas budaya bangsa, serta menjadi daya tarik pariwisata budaya.

“Kita akan pelajari apakah ada semacam tabuik di negara lain, agar kita bisa lakukan pendaftaran ke UNESCO melalui joint nomination. Jika bisa, tabuik ini juga dapat diinskripsi UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda yang diakui oleh dunia,” tegas Menbud.

Berbicara mengenai kebudayaan, Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy, dalam sambutannya turut menegaskan banyaknya hal-hal fundamental budaya yang berasal dari Sumbar, khususnya Kota Pariaman. “Kota Pariaman adalah kota yang mendunia, di manapun negaranya pasti ada diaspora Kota Pariaman juga sejarah tabuik di Pariaman ini memang sudah sangat mendunia,” ujarnya.

Vasko juga mengapresiasi dukungan Menteri Kebudayaan dalam pelestarian budaya lokal, khususnya melalui museum. “Kita beruntung dengan kehadiran Menteri Kebudayaan yang melirik budaya Pariaman. Kita buat museum ini fungsional, bisa dimanfaatkan anak muda dalam menggali ilmu dan budaya.”

Diplomat Tewas dengan Kepala Terlilit Lakban di Indekos Jakpus, CCTV dan Saksi Diperiksa Polisi

Apresiasi serupa disampaikan oleh Wali Kota Pariaman, Yota Balad. “Saya atas nama pribadi mengucapkan terima kasih kepada Menteri Kebudayaan atas kehadiran dan bantuan Bapak, Kota Pariaman akhirnya memiliki museum untuk pertama kalinya setelah berdiri selama 23 tahun,” jelasnya.

Di hadapan ratusan masyarakat dan tamu undangan, senada dengan Menteri Kebudayaan dan Wakil Gubernur Sumatra Barat, Wali Kota Pariaman berharap Museum Budaya Kota Pariaman dapat menjadi garda terdepan, sumber inspirasi, kebanggaan, serta menjadi daya tarik bagi wisatawan dan ruang edukasi.

Rumah Budaya Tabuik Pasa yang kini resmi menjadi Museum Budaya Kota Pariaman menyimpan dokumentasi pelaksanaan tabuik bertahun-tahun silam. Di dalamnya tersimpan potret pelaksanaan tabuik dari masa ke masa serta diorama yang menggambarkan prosesi acara tabuik dilengkapi penggambaran prosesnya secara detail.

“Kalau kita lihat tadi dari gambar-gambarnya, bahkan di zaman Hindia-Belanda sudah ada gambar atau foto tentang festival tabuik yang diselenggarakan di tahun 1887,” cetus Menbud Fadli yang ditemui setelah mengelilingi koleksi museum.

Peresmian ini turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi; Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayudha; Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan, Syaifullah Agam; Direktur Sarana dan Prasarana Kementerian Kebudayaan, Feri Arlius.

Tetap Kenakan Tarif Impor 32 Persen, Presiden AS Donald Trump: Tak Ada Diskon untuk Indonesia

Lalu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumatera Barat, Nurmatias; Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita Sumatera Barat, Dianita Maulini; perwakilan DPRD Pariaman; Ketua LKAAM dan Bundo Kanduang Kota Pariaman; Ketua Asosiasi Museum Indonesia Daerah Sumatera Barat, Noviyanty; anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sumatera Barat dan Kota Pariaman; pejabat daerah serta tokoh agama dan pelaku seni.

Sesuai dengan amanat konstitusi, Kementerian Kebudayaan akan mendukung kehadiran museum. Museum Budaya Kota Pariaman tak hanya sekadar museum yang menyimpan artefak, tetapi menjadi museum yang hidup dan dinamis. Lewat budaya tabuik diharapkan
juga dapat mendatangkan banyak pendatang turis domestik maupun internasional.

“Sekali lagi selamat dan mudah-mudahan kehadiran Museum Budaya Kota Pariaman atau Museum Budaya Tabuik bisa menjadi enklaf kebudayaan yang penting di Pariaman,” tutup Menbud Fadli Zon.

(end)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *