Tech
Beranda » Berita » Ketentuan Perubahan Layanan Edit Video di CapCut Picu Kekhawatiran Konten Kreator, Ini Alasannya

Ketentuan Perubahan Layanan Edit Video di CapCut Picu Kekhawatiran Konten Kreator, Ini Alasannya

Aplikasi edit video populer, CapCut. (Foto: CapCut)

JRMEDIA.ID — Syarat dan ketentuan layanan aplikasi edit video populer, CapCut, diperbarui pada 12 Juni 2025. Namun, perubahan itu memicu kekhawatiran pengguna layanan menurut laporan Techradar yang dikutip pada Jumat (27/6/2025).

Direktur Agensi Omnivore, Claudia Sandino menyatakan, perubahan syarat dan ketentuan layanan CapCut berpeluang membuat para kreator kehilangan kendali atas karya-karyanya.

“CapCut sekarang menyertakan bahasa yang luas yang memberi mereka lisensi di seluruh dunia, bebas royalti, dapat disublisensikan, dan dapat dipindahtangankan untuk menggunakan, memperbanyak, mendistribusikan, memodifikasi, mengadaptasi, melakukan pertunjukan di depan umum, dan membuat karya turunan dari konten Anda,” kata Sandino

Menurut Sandino, revisi ketentuan layanan juga memungkinkan perusahaan mengeklaim hak atas konten yang dibuat oleh pengguna. “Jika Anda mengunggah video diri Anda atau bahkan sekadar sulih suara, mereka dapat menggunakannya secara legal di iklan atau media lain tanpa memberi tahu atau memberi kompensasi kepada Anda,” jelasnya.

Sandino mengemukakan bahwa CapCut juga tetap bisa memiliki hak atas konten yang dibuat oleh pengguna bahkan setelah pengguna menghapus akunnya. “CapCut melangkah lebih jauh daripada kebanyakan dengan mengeklaim hak penggunaan atas konten yang sering diasumsikan oleh kreator sebagai konten pribadi atau terkendali,” cetusnya.

Windows Rombak Desain Pesan Kesalahan Layar Biru Menjadi Layar Hitam, Ini Alasannya

Sandino mengingatkan, sebagian besar pembuat konten tidak menyadari bahwa mengunggah klip atau bahkan draf ke platform dapat melepaskan hak atas kontennya secara hukum. Tidak adanya pilihan opt-out memperumit situasi bagi para profesional yang menggunakan CapCut untuk pekerjaan komersial atau klien.

Secara etis, perusahaan seperti CapCut harus mengungkapkan persyaratan dalam bahasa yang jelas, menawarkan opsi opt-out, dan memberi kompensasi kepada kreator saat konten mereka dimonetisasi. “Menggunakan karya mereka tanpa persetujuan atau pembayaran bukan hanya tidak etis, tetapi juga eksploitatif, ini mempengaruhi masa depan kepemilikan kreatif secara keseluruhan,” kata Sandino.​​​​​​​

YouTuber dengan lebih dari 175 ribu pelanggan, Dee Nimmin, membahas pembaruan persyaratan layanan CapCut dalam konten videonya. Ia mengemukakan, pembaruan syarat dan ketentuan layanan memberikan hak penuh kepada CapCut atas konten pengguna, termasuk lisensi tanpa syarat yang tidak dapat dibatalkan, bebas royalti, dan abadi.

Berdasarkan syarat dan ketentuan layanan yang baru, menurut Dee Nimmin, perusahaan milik ByteDance itu dapat memodifikasi, memonetisasi, mendistribusikan, atau menjual karya pengguna tanpa membayar atau memberikan kredit kepada si pengguna. Ia menyarankan pengguna CapCut dan aplikasi digital yang lain membaca secara teliti syarat dan ketentuan layanan sebelum menggunakan platform maupun layanan digital agar bisa memahami konsekuensi penggunaannya.

(ant/end)

AFTECH dan HukumOnline Sosialiasikan RCS demi Dorong Penguatan Implementasi Perlindungan Data Pribadi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *