JRMEDIA.ID — Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap karya-karya sinema nasional yang berhasil menembus seleksi awal Academy Awards (Piala Oscar) 2026. Tiga karya kenamaan anak bangsa siap bersaing.
Ketiga film tersebut yakni film panjang Sore dalam kategori Best International Feature Film dan dua film pendek yaitu Daly City karya Nick Hartanto dan Little Rabels Cinema Club karya Khozy Rizal, yang lolos ke tahap screening room untuk kategori Best Live Action Short Film.
“Ini adalah pencapaian luar biasa yang mencerminkan kekuatan narasi dan kreativitas sineas Indonesia,” ujar Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon yang melontarkan apresiasi dalam pernyataan resminya, Jumat (7/11/2025).
Fadli Zon menambahkan, film adalah ekspresi budaya yang hidup. Ketika karya Indonesia seperti Sore, Daly City, dan Little Rebels Cinema Club mendapat tempat di ajang sekelas Oscar, itu bukan hanya prestasi sinema, tapi juga pengakuan terhadap kekayaan narasi bangsa. “Kami di Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung para sineas agar cerita Indonesia bisa menjangkau dunia,” tegasnya.
Film Sore mengangkat tema relasi antar-generasi dan dinamika keluarga urban, dengan pendekatan sinematik yang intim dan reflektif. Sementara Daly City dan Little Rebels Cinema Club menawarkan perspektif segar dan berani dalam format film pendek. Masing-masing mengeksplorasi identitas diaspora dan semangat pemberontakan anak-anak terhadap norma sosial.
“Film ini lahir dari pengalaman diaspora dan pencarian identitas. Bisa lolos ke screening room Oscar adalah kehormatan besar, dan saya berharap ini membuka jalan bagi lebih banyak cerita Indonesia di luar negeri,” ungkap Nick Hartanto, sutradara film Daly City.
Pada kesempatan yang sama Khozy Rizal, sutradara Little Rebels Cinema Club, juga menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan pemerintah untuk sineas film pendek yang berkompetisi di festival tingkat dunia.
“Film pendek ini merupakan surat cinta saya terhadap sinema. Sebuah ajakan untuk terus merayakan sinema dan dayanya untuk membangun koneksi, membuat kita untuk melihat sesuatu lebih dekat, dan menciptakan memori baik. Saya bersyukur karya ini mendapat ruang di panggung internasional, dan saya berterima kasih atas dukungan Kementerian Kebudayaan yang terus berkomitmen memfasilitasi perjalanan film kami ini ke berbagai film festival termasuk Oscar,” jelas Khozy.
Sementara itu, Suryana Paramita, produser film Sore, menyebut film ini sebagai gagasan yang tumbuh seiring perjalanan para pembuatnya. “Pemaknaan akan hubungan antarmanusia dan luka masa lalu ditemukan saat kami menjalani keterhubungan yang nyata,” cetusnya.
Pencapaian Sore hingga dipercaya mewakili Indonesia dalam kategori Best International Feature Films menjadi kehormatan tersendiri, “Saya percaya ketika cerita dituturkan dengan jujur, ia akan menemukan jalannya. Sore adalah tentang bentuk cinta yang berkembang, ketika seseorang mencapai potensi terbaiknya di saat ia diterima apa adanya. Kami tidak memulai film ini untuk mengejar penghargaan, tapi kami sangat bersyukur jika Sore bisa menyentuh hati lebih banyak orang di dunia,” kata Suryana.
Pada kesempatan lainnya, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menyatakan bahwa pencapaian film Sore dan dua film pendek Indonesia di Oscar adalah bukti bahwa karya anak bangsa mampu berbicara di panggung dunia.
Dirjen Mahendra menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendukung ekosistem perfilman nasional agar makin kompetitif secara global. “Kami akan terus memperkuat ekosistem perfilman nasional dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut memberikan dukungan dan doa bagi para sineas kita. Ini bukan hanya tentang penghargaan, tetapi tentang pengakuan terhadap suara dan cerita Indonesia di panggung dunia,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap pemajuan perfilman nasional, Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk memperkuat kehadiran film Indonesia di kancah internasional melalui berbagai langkah strategis. Dukungan Kementerian Kebudayaan meliputi bantuan promosi dan distribusi internasional bagi film-film terpilih, fasilitasi kehadiran tim produksi dalam rangkaian pemutaran film dan kampanye film bagi para juri Academy Award, serta kolaborasi lintas institusi untuk memperkuat posisi film Indonesia di pasar global.
Upaya ini diharapkan tidak hanya akan memperluas jangkauan karya sineas tanah air, tetapi juga mempertegas identitas budaya Indonesia di panggung dunia.
“Saya percaya bahwa kehadiran film-film Indonesia di panggung internasional menjadi sarana diplomasi budaya yang efektif dalam memperkenalkan budaya dan identitas bangsa Indonesia. Kementerian Kebudayaan akan terus hadir dalam memastikan berbagai upaya pemajuan kebudayaan nasional, salah satunya dengan membangun ekosistem film yang berakar pada jati diri dan budaya bangsa,” pungkas Menbud Fadli Zon.
(***)




Komentar